Sabtu, 31 Maret 2012

Hutang Jangka Panjang



KATA PENGANTAR


Alhamdulillah, puji serta syukur penyusun panjatkan kehadirat Allah SWT, karena berkat rahmat dan karunia-NYA lah sehingga makalah Utang Jangka Panjang ini dapat diselesaikan.
Makalah ini diajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Akuntansi Keuangan Menengah. Dalam upaya Meningkatkan wawasan dan meningkatkan kemampuan Mahasiswa.
Berpijak dari dorongan keikutsertaan dengan adanya sebuah makalah ini, mudah-mudahan dapat membantu teman –teman khususnya dan para pembaca umumnya untuk dapat menambah wawsan yang baru.
Penulisan dan perbaikan makalah ini telah diusahakan semaksimal mungkin. Namun, karena keterbatasan waktu, tentunya laporan ini jauh dari kata kesempurnaan. Semoga makalah ini turut memberi andil dalam upaya meningkatkan pengetahuan dan wawasan.
Dengan segala kelebihan dan kekurangan, penyusun menyadari bahwa tiada karya manusia yang sempurna. Akhirnya harapan penyusun, semoga makalah ini dapat diterima oleh pembaca serta dapat pula memberikan manfaat yang sebesar-besarnya Amien…..



Ciamis,       Oktober 2011



Penyusun










BAB I
PENDAHULUAN


LATAR BELAKANG

Judul utang jangka panjang digunakan untuk menunjukan utang-utang pelunasannya akan dilakukan dalam waktu lebih dari satu tahun atau akan dilunasi dari sumber-sumber yang bukan dari sumber aktiva lancar. Di dalam judul utang jangka panjang termasuk utang obligasi, utang wesel jangka panjang, utang hipotik, uang muka dari perusahaan afiliasi, utang kredit bank jangka panjang dan lain-lain. Utang jangka panjang biasanya timbul karena adanya kebutuhan dana untuk pembelian tambahan aktiva tetap, menaikan jumlah modal kerja permanen, membeli perusahaan lain atau mungkin juga untuk melunasi utang-utang yang lain.

MANFAAT

-          Mendapatkan pengetahuan dan wawasan.
-          Mampu memecahkan suatu masalah yang timbul dari materi pembahasan.
-          Mengetahui banyak hal tentang Utang Jangka Panjang.

TUJUAN

-          Yang paling utama tujuan pembuatan makalah ini yaitu untuk mencari serta menambah pengetahuan serta wawasan yang luas.
-          Memahami lebih dalam lagi materi tentang Utang Jangka Panjang.
-          Menumbuhkan sikap kritis dan peka serta arif dalam memahami permasalahan yang mungkin timbul dari materi Utang Jangka Panjang.







BAB II
PEMBAHASAN
UTANG JANGKA PANJANG



Utang obligasi
            Apabila perusaahaan membutuhkan tambahan modal kerja tetapi tidak dapat melakukan emisi saham baru, dapat dipenuhi dengan cara mencari utang jangka panjang. Dalam hal sulit mencari utang yang jumlahnya besar dari satu sumber perusahaan dapat mengeluarkan surat obligasi. Surat obligasi ini akan dapat di jual bila reputasi perusahaan cukup baik dan dipandang akan tetap berdiri selama jangka waktu beredarnya obligasi tersebut. Harga jual obligasi tergantung pada tarif bunga obligasi. Semakin besar bunganya, harga jual obligasi tersebut akan semakin tinggi dan sebaliknya semakin rendah tingkat bunga obligasi harga jualnya akan semakin rendah. Pengeluaran obligasi dari suatu perusahaan dapat dilakukan dengan cara penjualan langsung atau melalui lembaga-lembaga keuangan.

Pencatatan pengeluaran obligasi
            Obligasi yang dikeluarkan dicatat dalam rekeningnya sebesar nilai nominal. Dalam hal harga jual obligasi tidak sama dengan nomina, selisihnya dicatat tersendiri yaitu bila dijual di atas nominal selisihnya dicatat dalam rekening agio obligasi, jika harga jualnya dibawah nilai nominal, selisihnya dicatat dalam rekening disagio obligasi.
            Biaya penjualan obligasi diprerhitungkan sebagai pengurangan harga jual dan tidak dicatat dalam rekening tersendiri. Apabila obligasi itu dikeluarkan untuk menukar aktiva tetap, pencatatatnnya dilakukan dengan jumlah sebesar harga jual obligasi. Harga jual ini dicatat sebagai harga perolehan aktiva tetap. Jika harga jual obligasi tidak dapat diketahui, pencatatan dapat menggunakan jumlah harga pasar (harga penilaian) aktiva tetap. Kalau harga jual obligasi atau harga pasar aktiva tetap yang dijadikan dasar pencatatan utang obligasi itu tidak sama dengan nilai nominal obligasi, selisihnya dicatat dalam rekening agio atau disagio obligasi.
            Pengeluaran obligasi dapat dicatat dengan dua cara yaitu :
Ø  Yang dicatat hanya obligasi yang terjual atau
Ø  Obligasi yang terjual dan yang belum terjual dicatat.
Sebagai penjelasan penggunaan kedua metode di atas, berikut ini diberikan contoh sebagai berikut:
Pada tanggal 1 Januari 2005 PT Manophos mnerencanakan pengeluaran obligasi sebesar Rp. 1.000.000,00 dengan bunga 10 % per tahun. Obligasi akan dijual pada waktu yang berbeda-beda tergantung pada kebutuhan uang. Misalnya transaksi penjualan yang terjadi seperti di bawah, jurnal yang dibuat sebagai berikut:
a)      Yang dicatat hanya obligasi yang terjual
Transaksi :
1 Januari 2005
merencanakan pengeluaran obligasi 10%,Rp. 1.000.000,00
Jurnal:
Tidak ada jurnal
1 April 2005
obligasi nominal Rp. 700.000,00 dijual dengan kurs 105
Kas                           Rp. 735.000,00
Utang obligasi                           Rp. 700.000,00
Agio obligasi                             Rp.   35.000,00
18 Juli 2005
obligasi nominal Rp. 100.000,00 dijual dengan kurs 99%
Kas                            Rp. 99.000,00
Disagio                     Rp.   1.000,00
Utang obligasi                              Rp. 100.000,00

b)      Obligasi yang terjual ataupun belum terjadi pencatatan
Transaksi :
1 Januari 2005
Merencanakan pengeluaran obligasi 10% Rp. 1000.0000,00
Jurnal:
Obligasi yang belum terjual      Rp. 1.000.000,00
Otorisasi utang obligasi            Rp. 1.000.000,00
1 April 2005
Obligasi nominal Rp. 700.000,00 dijual dengan kurs 105
Kas                                         Rp.   735.000,00
Obligasi yang belum terjual       Rp.    700.000,00
Agio obligasi                             Rp.      35.000,00
18 Juli 2005
Obligasi nominal Rp. 100.000,00 dijual dengan kurs 99%
Kas                                    Rp.     99.000,00
Disagio                              Rp.       1.000,00
Obligasi yang belum terjual      Rp.    100.000,00

           Jika pencatatan obligasi dilakukan dengan cara kedua yaitu jumlah yang diotorisasi dicatat dalam buku, jumlah obligasi yang beredar dapat diketahui dari rekening otorisasi utang obligasi dikurangi saldo rekening obligasi yang belum terjual.
           Kadang-kadang penjualan obligasi dilakukan dengan cara pesanan lebih dahulu. Dalam cara ini pembeli membayar uang muka dan akan melunasi pada tanggal tertentu. Dalam penjualan obligasi melalui pesanan, surat obligasi baru diserahkan pada pembeli bila harga obligasi sudah dilunasi, jumlah yang belum dilunasi oleh perusahaan dicatat sebagai piutang dan jumlah obligasi yang dipesan dikreditkan ke rekening utang obligasi dipesan. Pencatatan agio atau disagio obligasi dilakukan pada waktu pesanan diterima. Jumlah yang dibuat bila terjadi pesanan obligasi dapat dilihat dari contoh berikut ini:
a)      Hanya obligasi yang terjual yang dicatat.
Transaksi :
1 Januari 2005
Merencanakan pengeluaran obligasi 10%, Rp. 1000.000,00 (nominal @ Rp. 1.000)
Jurnal :
Tidak ada jurnal
1 Mei 2005
Diterima pesanan 200 lembar obligasi dengan kurs 101. Pembayaran pertama sebesar40%
Kas                                     Rp.   80.800,00
Piutang pesanan obligasi       Rp. 121.000,00
Utang obligasi dipesan            Rp. 200.000,00
Agio obligasi                           Rp.      2.000,00
1 Juli 2005
Diterima uang sisa pesanan 60% dari obligasi sebanyak 75 lembar =60%x75xRp. 1.010.000,00
=Rp. 40.450,00
Kas                                      Rp.    40.450,00
Piutang pesanan obligasi        Rp.    40.450,00
1 Juli 2005
75 lembar obligasi diseahkan pada pemesan
Utang obligasi dipesan          Rp.     75.000,00
Utang obligasi                         Rp.   75.000,00

b)      Obligasi yang terjual ataupun yang belum terjual dicatat
1 Januari 2005
Merencanakan pengeluaran obligasi 10% Rp 1.000.000,00 (nominal @ Rp. 1.000,00)
Obligasi yang belum terjual    Rp. 1.000.000,00
Otorisasi utang obligasi        Rp. 1.000.000,00
1 Mei 2005
Diterima pesanan 200 lembar obligasi dengan kurs 101. Pembayaran pertama sebesar40%
Kas                                 Rp.   80.800,00
Piutang pesanan obligasi   Rp. 121.000,00
Utang obligasi dipesan           Rp. 200.000,00
Agio obligasi                           Rp.      2.000,00
1 Juli 2005
Diterima uang sisa pesanan 60% dari obligasi sebanyak 75 lembar =60%x75xRp. 1.010.000,00
=Rp. 40.450,00
Kas                                  Rp.    40.450,00
Piutang pesanan obligasi        Rp.    40.450,00
1 Juli 2005
75 lembar obligasi diseahkan pada pemesan
Utang obligasi dipesan        Rp.     75.000,00
Utang obligasi                         Rp.   75.000,00

           Apabila pada tanggal penyusunan neraca masih ada pesanan obligasi yang belum  dilunasi maka saldo rekening utang obligasi dipesan diperiksa didalam neraca menambah utang obligasi, sedangkan rekening piutang  pesanan obligasi dilaporkan dalam kelompok aktiva lancar jika akan dilunasi dalam jangka satu tahun. Apabila pelunasannya lebih dari satu tahun dilaporkan dalam aktiva lain-lain.
           Rekening agio obligasi dilaporkan menambah utang obligasi  dalam neraca dan disagio  dilaporkan mengurangi utang obligasi.

Prosedur Amortisasi Agio dan Disagio Obligasi
           Penjualan obligasi dengan harga yang lebih besar atau lebih kecil dari nilai nominalnya menimbulkan agio atau disagio obligasi. Agio dan  disagio merupakan penyesuain terhadap tarif bunga nomilal karena tarif bunga obligasi  tidak sama dengan tingkat bunga di pasar. Dengan kata lain, aio atau disagio obligasi merupakan kapitalisasi dari perbedaan tarif bunga obligasi dengan bunga umum selama umur obligasi. Apabila dalam penjualan timbul disagio, maka disagio ini akan ditambahkan pada biaya bunga obligasi yang dibayarkan selama umur obligasi dan dikreditkan pada rekening disagio obligasi.
Apabila penjualan obligasi menimbulkan agio, maka agio ini merupakan pengurangan terhadap biya bunga obligasi yang dibayar selama umur obligasi dan dikreditkan dalam rekening biaya bunga obligasi. Amortisasi agio atau disagio obligasi dapat dilakukan dengan cara garis lurus ataupun bunga efektif. Berikut ini diberikan contoh untuk menghitung amortisasi agio atu disagio obligasi dengan cara garis lurus.



Tabel : Perhitungan Amortisasi Agio Metode Garis Lurus
Tahun Ke
Pemblayaran bunga ke
Bunga yang dibayar (5%x nominal)
Amortisasi agio 1/10xRp50.000,00
Bunga efektif
Agio obligasi
Nilai buku obligasi





Rp 50.000,00
Rp 1.050.000,00
1
1
Rp 50.000,00
Rp.5000,00
Rp.45.000,00
45.000,00
1.045.000,00

2
50.000,00
5000,00
45.000,00
40.000,00
1.040.000,00
2
3
50.000,00
5000,00
45.000,00
35.000,00
1.035.000,00

4
50.000,00
5000,00
45.000,00
30.000,00
1.030.000,00
3
5
50.000,00
5000,00
45.000,00
25.000,00
1.025.000,00

6
50.000,00
5000,00
45.000,00
20.000,00
1.020.000,00
4
7
50.000,00
5000,00
45.000,00
15.000,00
1.015.000,00

8
50.000,00
5000,00
45.000,00
10.000,00
1.010.000,00
5
9
50.000,00
5000,00
45.000,00
5.000,00
1.005.000,00

10
50.000,00
5000,00
45.000,00
-
1000.000,00


Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa biaya bunga yang dibebankan setiap periode adalah sebesar bunga yang dibayar dikurangi dengan amortisasi agio untuk periode yang bersangkutan. Jumlah ini selalu sama untuk setiap periode. Nilai buku obligasi bisa dihitung dari nilai nominal ditambah dengan jumlah agio obligasi yang belum diamortisasi.
            Biaya obligasi              = Bunga yang dibayarkan ditambah amortisasi disagio.
            Nilai buku obligasi      =Nilai nominal dikurangi disagio yang belum diamortisasi.
            Berikut ini contoh perhitungan amortisasi disagio : Misalnya PT. Risa Fadilah mengeluarkan obligasi sebesar nominal Rp 1.000.00,00. Umur 5 Tahun, Bunga 10% dibayarkan setiap setengah tahun. Obligasi tersebut dijual dengan harga Rp 925.000,00. Table perhitungan amortisasi disagio obligasi Nampak sebagai berikut :
TABEL PERHITUNGAN AMORTISASI DISAGIO METODE GARIS LURUS
Tahun Ke
Pemblayaran bunga ke
Bunga yang dibayar (5%x nominal)
Amortisasi agio 1/10xRp50.000,00
Bunga efektif
disagio obligasi
Nilai buku obligasi





Rp 75.000,00
Rp 925.000,00
1
1
Rp 50.000,00
Rp.7.500,00
Rp.57.500,00
67.500,00
932.500,00

2
50.000,00
7.500,00
57.500,00
60.000,00
940.000,00
2
3
50.000,00
7.500,00
57.500,00
52.500,00
947.500,00

4
50.000,00
7.500,00
57.500,00
45.000,00
955.000,00
3
5
50.000,00
7.500,00
57.500,00
37.500,00
962.500,00

6
50.000,00
7.500,00
57.500,00
30.000,00
970.000,00
4
7
50.000,00
7.500,00
57.500,00
22.500,00
977.500,00

8
50.000,00
7.500,00
57.500,00
15.000,00
985.000,00
5
9
50.000,00
7.500,00
57.500,00
7.500,00
992.500,00

10
50.000,00
7.500,00
57.500,00
-
1000.000,00


Selain menggunakan metode garis lurus untuk amortisasi agio atau disagio, perusahaan dapat menggunakan metode bunga efektif. Metode bunga efektif memberikan hasil perhitungan yang lebih teliti dibandingkan dengan metode garis lurus, walaupun perhitungannya lebih rumit. Bila digunakan metode bunga efektif, maka biaya bunga efektif tiap periode tidak sama besarnya. Biaya bunga setiap periode dihitung dengan mengalikan  tarif bunga efektif dengan nilai buku obligasi. Nilai buku obligasi adalah nominal obligasi ditambah agio atau dikurangi disagio obligasi yang belum diamortisasi.
            Sebagai contoh perhitungan amortisasi agio dengan menggunakan metode tarif efektif, misalnya PT. Risa Padila mengeluarkan obligasi nominal Rp. 1.000.000,00, untuk 5 tahun, bunga 10% per tahun dibayarkan setiap setengah tahun. Obligasi ini dijual pada awal periode dengan harga Rp. 1.081.105,00. Pembeli mengharapkan bunga efektif sebesar 8%. Harga jual obligasi sebesar Rp. 1.081.150,00 dapat dihitung sebagai berikut:
            Nilai jatuh tempo obligasi                                                                   Rp. 1.000.000,00
Nilai tunai Rp. 1.000.000,00,bunga 8%,5 tahun         = Rp. 675.560,00...(1)
            Nilai tunai bunga Rp. 50.000,00,sepuluh kali
            tiap setengah tahun,dengan tarif 8%              = Rp. 405.545,00...(2)
            Harga jual obligasi                                                                              Rp. 1.081.105,00
            Agio obligasi                                                                                       Rp.       81.105,00
1)      Periode = 10, tarif = 4% = 1.000.000,00x0,67556 {Pn7i = (1+i)-n}
2)      Periode = 10, tarif = 4% = 50.000,00x8,11090 (Pn7i =1-Pn7i)
Agio obligasi sebesar Rp. 81.105,00 yang diamortisasi selama umur obligasi dengan metode bunga efektif nampak pada tabel berikut:


TABEL PERHITUNGAN AMORTISASI AGIOMETODE BUNGA EFEKTIF
Obligasi berbunga 10% dengan yield (hasil) diharapkan 8%
Tahun Ke
Pemblayaran bunga ke
Debit biaya bung
Debit agio obligasi
Kredit kas (bunga yang dibayar)
Nilai buku obligasi





Rp 1.081.105,00
1
1
Rp43.244,20
Rp.6.755,80
Rp.50.000,00
1.074.349,20

2
42.973,97
7.026,03
50.000,00
1.067.323,17
2
1
42.692,92
7.307,07
50.000,00
1.060.016,10

2
42.400,64
7.599,36
50.000,00
1.052.416,80
3
1
42.096,67
7.903,33
50.000,00
1.044.513,50

2
41.780,54
8.219,46
50.000,00
1.036.294,10
4
1
41.451,76
8.548,24
50.000,00
1.027.745,90

2
41.109,84
8.890,16
50.000,00
1.018.855,80
5
1
40.754,23
9.245,77
50.000,00
1.009.610,10

2
40.384,22
9.615,66
50.000,00
1.000.0000,00




Tabel Perhitungan Amortisasi Agio Metode Bunga Efektif
Obligasi berhubung 10% dengan yield (hasil) diharapkan 8%
1)      Rp.1. 081.105,00x8%x6/12 = Rp. 43.244,20
2)      Rp. 1.000.000,00x10%x6/12 = Rp. 50.000,00
3)      Rp.50.000,00-Rp. 43.244,20 = Rp. 6.755,80
4)      Rp.1. 081.105,00 - Rp. 6.755,80 =  Rp. 1.074.349,20
5)      * Dibulatkan
Bila obligasi dijual dengan disagio, perhitungan amortisitasnya dilakukan dengan cara yang sama seperti dalam tabel diatas. Perbedaan yang ada adalah sebagai berikut:
Debit biaya bunga            = bunga obligasi yang dibayar ditambah amortisitasi disagio.
Nilai buku obligasi           = nilai buku periode sebelumnya ditambah amortisitasi disagio.


PENCATATAN UTANG OBLIGASI
Apabila obligasi dijual tidak tepat pada tanggal pembayaran bunga, pembeli obligasi disamping membayar harga obligasi juga harus membayar bunga berjalan sejak tanggal bunga terakhir sampai dengan tanggal penjualan obligasi tersebut. Bunga berjalan yang dibayar oleh pembeli dicatat perusahaan dengan mengkredit rekening biaya bunga atau rekening utang bunga obligasi. Apabila bunga berjalan dikredit ke rekening utang bunga obligasi maka pembayaran bunga obligasi berikutnya dicatat dengan mendebit utang bunga obligasi sebesar bunga berjalan dan sisanya di debitkan ke rekening biaya bunga. Jika bunga berjalan dikredit ke rekening biaya bunga maka pembayan bunga obligasi berikutnya dicatat dengan mendebit rekening biaya bunga obligasi sebesar bunga yang di bayar.
Amortisasi agio atau disagio dapat dicatat setiap bulan,setiap tanggal pembayaran bunga atau setiap akhir periode bersama dengan jurnal penyesuaian yang lain. Berikut ini adalah pencatatan utang obligasi.
 Misalnya PT Risa Fadila pada tanggal 31 Desember 2005 memutuskan untuk mengeluarkan obligasi pada tanggal 1 Mei 2006 sebesar Rp1.000.000,00, bunga 10% per tahun dan atuh tempo pada tanggal 1 Mei 2011. Bunga obligasi dibayarkan setiap tanggal 1 Mei dan 1 November. Seluruh obligasi dapat diual pada tanggal 1 juli 2006 dengan harga Rp1.029.000,00 ( yaitu harga jual Rp1.030.000,00 dikurangi biaya penjualan Rp1000,00) ditambah bunga berjalan untuk jangka waktu 1Mei 2006 sampai dengan 1 Juli 2006. Tahun buku PT Risa Fadila adalah tahun kalender, amortisasi agio dicatat setiap akhir periode. Umur obligasi dihitung sebagai berikut :
2006    =          6 bulan ( 1 Juli sampai dengan 31 Desember)
2007    =          12 bulan
2008    =          12 bulan
2009    =          12 bulan
2010    =          12 bulan
2011    =          4 bulan
Jumlah =          58 bulan

Dalam perhitungan umur obligasi, yang diperhitungkan adalah lamanya obligasi itu beredar, yaitu sejak tanggal dijual sampai jatuh tempo. Agio obligasi sebesar Rp29.000,00(Rp 1.029.000,00 dikurangi Rp 1.000,00) akan diamortisasikan selama umur obligasi yaitu 58 bulan, sehingga amortisasi agio setiap bulannya sebesar Rp 29.000,00 : 58 = Rp 500,00. Transaksi penjualan, pembayaran bunga dan amortisasi agio selama umur obligasi dicatat dalam buku-buku PT Risa Fadila sebagai berikut :
Transaksi
jurnal
 1juli 2006





Penjualan obligasi





Harga jual:
Rp 1.030.000,00
kas

Rp 1.045.666,67

Biaya-biaya penjualan
1000,00

Utang obligasi

Rp 1.000.000,00

Bunga berjalan (1 mei- 1 juli)=



Agio obligasi


29.000
2/12x10%x Rp1.000.000,00
16.666,67

Biaya bunga obligasi *)

16.666,67
Uang yang diterima
Rp 1.045.666,67




*) dalam contoh ini bunga berjalan dikreditkan ke rekening biaya bunga obligasi

Pada tanggal 1 November 2006 PT Risa Fadila akan mebayar bunga obligasi untuk setengah tahun dicatat sebagai berikut:
1 november 2006


Pembayaran bunga obligasi
Biaya bunga obligasi
Rp 50.000,00
6/12x10%x Rp1.000.000,00

Kas

Rp 50.000,00






Pada tanggal 31 Desember dibuat jurnal untuk menyesuaikan (adjustment)  buku-buku. Jurnal penyesuaian yang berhubungan dengan utang obligasi ada 2 yaitu untuk:
1)      Mencatat bunga berjalan
2)      Mencatat amortisasi agio
Bunga berjalan dan amortisasi agio untuk tahun 2006 dicatat sebagai berikut:
1)
Bunga berjalan (1 nov-31 des)
Biaya bunga obligasi
Rp16.666,67

=2/12x10%x Rp1.000.000,00

Utang bunga obligasi

Rp 16.666,67

= Rp16.666,67


2)
Amortisasi agio (1 juli-31 des)
Agio obligasi
Rp3.000,00

6 bulan x Rp500,00 = Rp3.000,00

Biaya bunga obligasi

Rp3.000,00

Pada tanggal 1 januari 2007 dibuat jurnal pembalikan ( revesing entry) untuk utang bunga obligasi, agar nanti pembayaran bunga pada tanggal 1 mei 2007 dapat di catat dengan cara biasa. Jurnal pembalikan itu sebagai berikut:
1 januari 2007


Jurnal pembalikan
Utang bunga obligasi
Rp16.666,67


Biaya bunga obligasi

Rp16.666,67





Pembayaran bunga obligasi dalam tahun 2007 dicatat sebagai berikut:
1 mei 2007


Bunga
=6/12x10%x Rp1.000.000,00
Biaya bunga obligasi
Rp50.000,00

= Rp50.000,00

Kas

Rp50.000,00
1 november 2007


Bunga
=6/12x10%x Rp1.000.000,00
Biaya bunga obligasi
Rp50.000,00

= Rp50.000,00

Kas

Rp50.000,00

Pada tanggal 31 desember 2007 dibuat jurnal penyesuaian untuk:
1
Mencatat bunga berjalan
Biaya bunga obligasi
Rp16.666,67


2/12x10%xRp1.000.000,00

Utang bunga obligasi

Rp16.666,67


Rp16.666,67











2
Mencatat amortisasi agio
Agiio obligasi

Rp6.000,00


12xRp500,00=Rp6.000,00

Biaya bunga obligasi

Rp6.000,00

Untuk tahun-tahun berikutnya (sampai dengan tahun 2011) dibuat jurnal yang sama seperti tahun 2007. Pada tanggal 1 mei 2011 yaitu pada saat obligasi jatuh tempo dibuat jurnal sebagai berikut:
1
Mencatat bunga obligasi dan pelunasan obligasi
Utang obligasi
Biaya bunga obligasi
Rp. 1.000.000,00
             50.000,00

Bunga = 6/12 x 10% x rp 1.000.000,00


  Rp 50.000

kas

RP 1.050.000,00

Obligasi
=Rp 1.000.000,00












  Rp 1.050.000












2
Mencatat amortisasi agio 4 bulan
Agio obligasi
Rp 2000,00

4x Rp500,00=Rp2000,00

Biaya bunga obligasi

Rp 2000,00

Jika agio dan disagio obligasi di amortisasi selama umur obligasi, maka pada saat jatuh temponya, pelunasan obligasi akan dicatat dengan mendebit rekening uang obligasi dan mengkredit rekening kas seperti dalam jurnal di atas. Tetapi apabila pada tanggal jatuh temponya tidak dilakukan pelunasan, maka rekening utang obligasi harus di tutup dan dipindah ke rekening obligasi yang sudah jatuh tempo. Rekening ini termasuk dalam kelompok utang lancar. Tetapi jika  pelunasannya akan dilakukan dari dana pelunasan obligasi maka tidak dilaporkan dalam  utang lancar , tetapi dalam kelompok utang-utang lain.

PELUNASAN OBLIGASI SEBELUM JATUH TEMPO
Obligasi bisa ditarik untuk dibayar kembali sebelum saat jatuh temponya. Selisih antara jumlah pelunasan dengan jumlah nilai buku obligasi dicatat sebagai laba atau rugi karena penarikan obligasi. Nilai buku obligasi adalah nilai nominal ditambah dengan agio yang belum diamortisasi atau dikurangi dengan disagio yang belum diamortisasi. Apabila terdapat biaya penjualan obligasi, maka biaya penjualan yang belum diamortisasi juga dikurangkan pada nilai nominal obligasi. Laba atau rugi yang timbul dar pelunasan obligasi, dimasukkan dalam elemen-elemen luar biasa ( extra ordinary). Obligasi yang ditarik dari peredaran dapat dipisahkan menjadi 2 yaitu:
A)     Obligasi yang ditarik dan tak akan dijual kembali.
Dalam keadaan seperti ini, rekening utang obligasi didebit sebesar jumlah nominal obligasi yang ditarik.
B)    Obligasi yang ditarik nantinya akan dijual kembali.
Dalam keadaan seperti ini, pada waktu penarikan obligasi yang didebit adalah rekening treasury bonds. Rekening treasury bonds ini bukannya rekening aktiva, tetapi merupakan pengurang terhadap rekening utang obligasi. Treasury bonds ini didebit dengan jumlah nilai nominal, jika obligasi dijual lagi, maka rekening ini juga dikredit dengan jumlah nilai nominal. Selisih antara nominal dengan jumlah uang yang diterima dalam penjualan treasury bonds dicatat sebagai agio atau disagio.
Untuk memberikan gambaran yang lebih jelas di bawah ini diberikan contoh penarikan obligasi sebelum saat jatuh tempo.
Obligasi PT Risa Fadila dalam contoh di muka, pada tanggal 1 juli 2008 ditarik sebesar Rp200.000,00 dengan kurs 102. Jurnal yang dibuat untuk mencatat penarikan obligasi pada tahun 2008 sebagai berikut:


Transakasi


jurnal
1 juli 2008





a)
Amortisasi agio 6 bulan



Agio obligasi
RP 600,00


Rp 200.000,00




Biaya bunga obligasi

RP 600,00

=6x Rp500,00x
= Rp 600,00






1.000.000





b)
Pembayaran bunga berjalan 1 mei sampai dengan 1 juli


Biaya bunga obligasi
Rp333,33

= 2/12x10%xRp200.000,00



Kas

Rp333,33

=Rp3.333,33











c)
Perhitungan laba/rugi






Nominal obligasi

Rp200.000,00
Utang obligasi
Rp200.000,00


Agio
Rp5.800,00

Rugi penarikan obligasi
600,00


Amortisasi agio


Agio obligasi
3.400,00


2006:



kas

Rp204.000,00


Rp200.000,00






6x500x
=Rp 600,00







1.000.000







2007:







Rp200.000,00






12x500x
=1.200,00







1.000.000






2008:







Rp200.000,00






6x500x
= 600







1.000.000
2.400,00








3.400,00











Nilai buku obligasi

Rp203.400,00




Jumlah pelunasan

204.000,00










Rugi penarikan obligasi

Rp 600,00




















Sesudah penarikan obligasi ini, pembayaran bunga setiap tanggal 1 November dan 1 Mei adalah dari jumlah Rp800.000,00 yaitu obligasi yang masih beredar. Amortisasi premium untuk tahun 2008 dan seterusnya tidak lagi sebesar Rp500.00 per bulan, tetapi sebesar Rp400,00 yaitu rp500,00 dikurangi
200.000

                 XRp500,00
=Rp100,00
1000.000

OBLIGASI BERSERI
Obligasi yang dalam pelunasannya dilakukan satu seri disebut obligasi berseri. Di sini saat jatuh tempo obligasi tidak bersamaan, tetapi urut dalam jumlah-jumlah tertentu. Mungkin jumlah yang jatuh tempo selalu sama, tetapi mungkin juga tidak sama. Masalah pencatatan obligasi berseri timbul jika obligasi ini dijual dengan agio atau disagio. Perhitungan amortisasi agio atau disagio setiap periode akan menurun sesuai dengan penurunan jumlah utang obligasi. Amortisasi agio atau dissagio dari obligasi berseri bisa dilakukan dengan cara garis lurus ataupun bunga efektif. Dalam makalah ini akan dibicarakan metode amortisasi  dengan cara garis lurus. Metode garis lurus yang dipakai untuk menghitung amortisasi agio atau disagio obligasi berseri DISEBUT METODE OBLIGASI BEREDAR ( BONDS OUTSTANDING METHODE).
Di bawah ini adalah contoh amortisasi dengan metode obligasi beredar.PT XYZ pada tanggal 1 Januari 2005 mengeluarkan obligasi sebesar Rp5.000.000,00. Obligasi ini dijual dengan harga Rp5.045.000,00. Obligasi dengan nominal Rp1.000.000,00 jatuh tempo tiap tanggal 1 Januari mulai tahun 2006. Bunga obligasi sebesar 10% peer tahun. Tahun buku perusahaan adalah sama dengan tahun kalender. Agio obligasi diamortisasi dengan menggunakan suatu persentase yang dihitung sebagai berikut:





Nominal obligasi yang beredar dalam periode itu
Persentase amortisasi =

Jumlah nominal obligasi yang beredar seluruh periode

Perhitungan amortisasi agio setiap tahun dapat disusun dalam tabel sebagai berikut:
TABEL AMORTISASI-METODE OBLIGASI BEREDAR
Tahun
Nominal obligasi yang beredar
Bagian agio yang diamortisasi
Agio
Amortisasi agio tiap tahun
2005
Rp. 5000.000,00
5/15
Rp 45.000,00
Rp 15.000,00
2006
4000.000,00
4/15
45.000,00
12000,00
2007
3000.000,00
3/15
45.000,00
9000,00
2008
2000.000,00
2/15
45.000,00
6000,00
2009
1000.000,00
1/15
45.000,00
3000,00



Rp.15.000.000,00
15/15

Rp45.000,00

Perhitungan amortisasi agio setiap tahun dalam tabel di atas dilakukan sebagai berikut:

Rp5.000.000,00


2005=
xRp45.000,00
=Rp15.000,00

Rp15.000.000,00







Rp4.000.000,00


2006=
xRp45.000,00
=Rp12.000,00

Rp15.000.000,00


Pada tahun 2006, pembilang yang dipakai adalah Rp4.000.000,00 karena pada  tanggal 1 januari 2006, obligasi dengan nominal Rp 1.000.000,00 sudah jatuh tempo,sehingga yang beredar tinggal sebesar Rp4.000.000,00. Untuk tahun-tahun berikutnya, pembilangnya akan selalu menurun sebesar nominal obligasi yang jatuh tempo dalam tahun tersebut.

PELUNASAN OBLIGASI BERSERI SEBELUM JATUH TEMPO
Apabila obligasi berseri yang beredar ditark untuk dilunasi sebelum tanggal jatuh temponya maka agio atau disagio yang berhubungan dengan obligasi yang ditarik tadi harus dibatalkan.

Contoh 1:
Misalnya dari contoh di muka, pada tanggal 1 juli 2007 obligasi dengan nominal Rp500.000,00 yang tanggal jatuh temponya adalh 1 januari 2010 ditarik dengan kurs 101 ditambah dengan bunga berjalan. Amortisasi agio yang dibatalkan adalah mulai 1 juli 2007 sampai dengan 31 desember 2009. Sedangkan amortisasi agio untuk periode 1 januari 2007 sapai dengan 30 juni 2007 (6 bulan) akan dicatat dalam rekening biaya bunga obligasi. Agio yang dibatalkan dihitung sebagai berikut:

Agio untuk tahun 2007     =        500.000                                   6
 X     9.000    X              =      750
                                                  3.000.000                                 12

Agio untuk tahun 2008     =         500.000                                
                                                                         X    6.000                      =   1.500 
                                                   2.000.000

Agio untuk tahun 2009     =          500.000
                                                                         X    3.000                      =   1.500
                                                   1.000.000
                                                                                                                                                                                                                  3.750






Agio yang dibatalkan bisa juga dihitung dengan cara lain sebagai berikut :
Pertama kali dihitung dulu amortisasi agio tahunan untuk tiap pecahan obligasi :

                                                   Agio
         =
               Jumlah nominal obligasi yang beredar seluruh periode

                 Rp 45.000,00
         =                                        =   Rp 0,003 per rupiah obligasi,
               Rp 15.000.000,00
               Atau sama dengan Rp 3.000,00 per Rp 1.000.000,00 obligasi.


Pembatalan agio kemudian dihitung sebagai berikut :

Tahun
       Jumlah dari             X         Agio      X     Waktu  =
Obligasi Rp 1.000.000           Tahunan          (Tahun)
Jumlah
2007
      ½                            Rp 3.000,00           ½
Rp    750,00
2008
      ½                 Rp 3.000,00             1
Rp  1.500,00
2009
      ½                            Rp 3.000,00             1
Rp  1.500,00


Jumlah Agio yang dibatalkan
Rp  3.750,00

               Sesudah diketahui jumlah agio yang dibatalkan, maka dapat dihitung laba atau rugi yang timbul dari pelunasan obligasi tersebut. Laba-Rugi dihitung dengan membandingkan nilai buku obligasi dengan jumlah uang yang dibayarkan (tidak termasuk bunga berjalan).

Laba-rugi penarikan dihitung sebagai berikut :

Nominal Obligasi                                               Rp  500.000,00
Nilai Buku Obligasi                                           Rp      3.750,00

Nilai buku obligasi                                             Rp  503.750,00


                     101
Pelunasan =         X  Rp 500.000,00                  Rp  505.000,00
         100




Rugi pelunasan obligasi                                     Rp     1.250,00

Bunga berjalan = 6/12 x 10 % x Rp 500.000,00  = Rp  25.000,00
Pelunasan obligasi di atas dicatat dengan jurnal sebagai berikut :

Utang obligasi (treasury bonds)                         Rp 500.000,00
Agio obligasi                                                      Rp    3.750,00
Biaya bunga obligasi                                         Rp  25.000,00
Rugi penarikan obligasi                                     Rp   1.250,00
      Kas                                                                                                Rp 530.000,00

      Sesudah adanya penarikan obligasi ini, bisa disusun tabel perhitungan amortisasi agio yang baru sebagai berikut :

TABEL AMORTISASI AGIO-METODE OBLIGASI BEREDAR
(SESUDAH PENARIKAN KEMBALI OBLIGASI)

Tahun
Amortisasi Agio Tahunan Sebelum
Revis
Pembatalan
Agio
Amortisasi Agio Tahunan Sesudah Revisi
2005
2006
2007
2008
2009
      Rp 15.000,00
      Rp 12.000,00
      Rp   9.000,00
      Rp   6.000,00
      Rp   3.000,00




      Rp  45.000,00
-
-
           Rp     750,00
           Rp  1.500,00
           Rp  1.500,00




          Rp  3.750,00
       Rp  15.000,00
       Rp  12.000,00
       Rp    8.250,00
       Rp    4.500,00
       Rp    1.500,00




       Rp  41.250,00


Contoh 2 :
      Misalnya dari contoh di muka pada tanggal 1 Juli 2007, dilunasi obligasi yang nominalnya Rp1.000.000,00. Tanggal jatuh tempo obligasi tersebut adalah yang Rp500.000,00 pada tanggal 1 Januari 2009 dan yang Rp500.000,00 pada tanggal 1 Januari 2010, dengan kurs 102 ditambah bunga berjalan.
      Seperti dalam contoh 1, amortisasi agio obligasi dari tanggal 1 Januari 2007 sampai dengan 1 Juli 2007 dibebankan sebagai biaya, sedang agio yang belum diamortisasi dibatalkan dengan perhitungan sebagai berikut:

Agio yang dibatalkan

Agio untuk tahun 2007     =      1.000.000                                 
 X     9.000     =   1.500
                                                  3.000.000                                

Agio untuk tahun 2008     =       1.000.000                               
                                                                         X    6.000      =   3.000 
                                                   2.000.000

Agio untuk tahun 2009     =          500.000
                                                                         X    3.000      =   1.500
                                                   1.000.000
                                                                                                                                                                                                                      6.000








Laba rugi pelunasan obligasi pada tanggal 1 Juli 2007 dihitung sebagai berikut :

Nilai buku obligasi :

Nilai nominal                                                      Rp 1.000.000,00
Agio yang Belem diamortisasi                           Rp        6.000,00

Nilai buku obligasi                                             Rp 1.006.000,00
Harga Kurs = 102 % x Rp1.000.000,00            Rp 1.020.000,00





Rugi pelunasan obligasi                                     Rp     14.000,00


Perhitungan bunga berjalan dilakukan sebagai berikut :
Rp 1.000.000,00 x 10% x 6/12 = Rp 50.000,00

Pelunasan kembali obligasi sebesar Rp 1.000.000,00 pada tanggal 1 Juli 2007 dicatat dengan jurnal sebagai berikut :

Utang obligasi                                           Rp 1.000.000,00
Agio obligasi                                             Rp       6.000,00
Rugi pelunasan obligasi                            Rp     14.000,00
Biaya bunga obligasi                                Rp    50.000,00
      Kas                                                                                    Rp 1.070.000,00

Tabel perhitungan amortisasi yang baru dapat disusun sebagai berikut :

Tahun
Amortisasi Agio
Tahunan Sebelum
Revisi
Pembatalan
Agio
Amortisasi Agio
Tahunan Sesudah
Revisi
2005
2006
2007
2008
2009
      Rp 15.000,00
      Rp 12.000,00
      Rp   9.000,00
      Rp   6.000,00
      Rp   3.000,00




      Rp  45.000,00
-
-
           Rp  1.500,00
           Rp  3.000,00
           Rp  1.500,00




          Rp  6.000,00
       Rp  15.000,00
       Rp  12.000,00
       Rp    7.500,00
       Rp    3.000,00
       Rp    1.500,00




       Rp  39.000,00



PROSEDUR AMORTISASI AGIO ATAU DISAGIO OBLIGASI BERSERI JIKA TAHUN BUKU TIDAK SAMA DENGAN TAHUN OBLIGASI
      Jika obligasi berseri jatuh tempo pada tanggal yang berbeda dengan tahun buku perusahaan, maka perhitungan amortiasi agio atau disagio harus memperhatikan lamanya jangka waktu peredaran dalam tiap tahun. Dalam setiap tahun akan terdapat terdapat 2 jumlah obligasi yang beredar, dimana masing-masing jumlah itu jangka waktu peredarannya juga berbeda. Oleh karena itu dalam menghitung amortisasi tiap-tiap tahun perlu dipertimbangkan hal-hal tersebut. Untuk menjelaskan cara perhitungan amortisasi agio atau disagio, dibawah ini diberikan satu contoh sebagai berikut :
      Pada tanggal 1 Juni 2005, dikeluarkan obligasi berseri dengan nominal Rp5.000.000,00 bunga 10% dengan harga Rp5.045.000,00. Setiap tanggal 1 April mulai tahun 2006, obligasi dengan nominal Rp1.000.000,00 jatuh tempo. Agio sebesar Rp45.000,00 akan diamortisasi selama 1 juni 2005 sampai dengan 1 april 2010 yaitu selama 58 bulan. Amortisasi agio bisa disusun dengan tabel sebagai berikut.

TABEL AMORTISASI AGIO TAHUN BUKU TIDAK SAMA DENGAN TAHUN OBLIGASI
METODE OBLIGASI BEREDAR
Tahun
Jumlah Obligasi Yang Beredar
Lama nya Ber-edar (Bulan)
Obligasi X Lamanya Beeredar
Jumlah Rp
Bagian Agio Yang Diamortisasi
Jumlah Agio
Amortisasi Agio Tiap Tahun

Rp

Rp
Rp

Rp
Rp
2005
5.000.000,00
7
35.000.000,00
35.000.000,00
35/170
45.000.000,00
9.270,00
2006
5.000.000,00
3
15.000.000,00
51.000.000,00
51/170
45.000.000,00
13.500,00

4.000.000,00
9
36.000.000,00




2007
4.000.000,00
3
12.000.000,00
39.000.000,00
39/170
45.000.000,00
10.330,00

3.000.000,00
9
27.000.000,00




2008
3.000.000,00
3
9.000.000,00
27.000.000,00
27/170
45.000.000,00
7.150,00

2.000.000,00
9
18.000.000,00




2009
2.000.000,00
3
6.000.000,00
15.000.000,00
15/170
45.000.000,00
3.980,00

1.000.000,00
9
9.000.000,00




2010
1.000.000,00
3
3.000.000,00
3.000.000,00
3/170
45.000.000,00
770,00




170.000.000,00




Dalam tabel diatas amortisasi setiap tahun dihitung sebagai berikut :
2005
Lamanya Obligasi beredar 1 Juni 2005 sampai dengan 31 Desembar 2005 = 7 bulan. Jumlah obligasi yang beredar = Rp 5. 000. 000,00.
Amortisari agio               

2006
Lamanya peredaran = 12 bulan, tetapi jumlah obligasi yang beredar ada 2, yaitu karena adanya pelunasan pada tanggal 1 April 2006 sebesar Rp 1.000.000,00. Oleh karena itu lamanya peredaran dan jumlah obligasi yang beredar dipisahkan menjadi 2.
1 januari 2006 sampai dengan 1 April 2006 lamanya beredar = 3 bulan.
Obligasi yang beredar = Rp 5.000.000,00
Jumlah x lamanya beredar = 3 x Rp 5.000.000,00                  = Rp 15.000.000,00
1 April 2006 sampai dengan 31 Desember 2006
Lamanya beredar  = 9 bulan
Obligasi yang beredar  = Rp 4.000.000,00
Jumlah x lamanya beredar = 9 x Rp 4.000.000,00                  = Rp 36.000.000,00
Jumlah x lamanya beredar obligasi selama tahun 2006           = Rp 51.000.000,00

Mortisasi agio  = Rp 51.000.000,00 x Rp 45.000,00
                           Rp 170.000.000,00
                        = Rp 13.500,00

Untuk tahun 2007 dan seterusnya, sampai obligasi sudah dilunasi semua, amortisasi agionya dihitung seperti di atas.

PERTUKARAN OBLIGASI
            Kadang-kadang obligasi yang dikeluarkan dapat ditukarkan dengan saham perusahaan yang mengeluarkan obligasi. Apabila terjadi pertukaran obligasi dengan saham, maka pada saat pertukaran perlu dipertimbangkan adanya agio atau disagio obligasi yang belum diamortisasi, karena agio atau disagio yang belum diamortisasi ini akan mempengaruhi besarnya nilai buku obligasi . Begitu juga perhitungan bunga berjalan atas obligasi yang ditukarkan, karena bunga berjalan ini akan tetap dibayarkan pada saat terjadinya pertukaran.
            Saham yang dikeluarkan untuk menukar obligasi bisa dicatat dengan menggunakan salah satu cara dibawar ini :
1.      Saham yang dikeluarkan nilainya dicatat sebesar harga pasar saham tersebut pada tanggal pertukaran. Kalau ada selisih antara harga pasar saham dengan nilai buku obligasi, dicatat sebagai laba atau rugi pertukaran obligasi.
2.      Saham yang dikeluarkan nilainya dicatat sebesar nilai buku obligasi yang ditukarkan. Jadi dalam cara ini tidak ada laba atau rugi karena pertukaran obligasi.
Untuk menjelaskan penggunaan kedua cara di atas, berikut ini diberikan contoh pertukaran obligasi dengan saham.
Pada tanggal 1 Mei 2006 obligasi dengan nominal Rp 1.000.000,00 ditukarkan dengan 100 lembar saham, nominal @ Rp 10.000,00. Data lain yang diketahui adalah agio obligasi yang belum diamortisasi pada tanggal 1 Mei 2006 sebesar Rp 15.000,00 bunga berjalan Rp 10.000,00 dan harga pasar saham pada tanggal 1 Mei 2006 sebesar Rp 10.100,00 per lembar.
Pertukaran ini dicatat dengan jurnal sebagai berikut :
(1).       Laba- Rugi Pertukaran Obligasi Diakui
Mencatat amortisasi agi untuk periode
Agio Obligasi                            Rpxx
1 Januari 2006 sampai dengan 30 April 2006
Biaya bunga obligasi                    Rpxx


Mencatat pembayaran bunga berjalan sebesar
Biaya bunga obligasi       Rp 10.000,00
Rp 10.000,00
Kas                                       Rp 10.000,00


Mencatat pertukaran Obligasi
Utang obligasi             Rp 1.000.000,00

   Modal saham                  Rp 1.000.000,00
Laba – Rugi pertukaran dihitung sebagai berikut:
   Agio saham                     Rp 10.000,00
Harga pasar saham.
   Laba pertukaran              Rp 5.000,00
obligasi
100 lb x Rp 10.100,00 =    Rp 1.010.000,00

Nilai buku Obligasi :

Nominal Rp 1.000.000,00

Agio yang belum

diamortisasi  15.000,00

                                       Rp1.015.000,00

Laba pertukaran                 Rp        5.000,00
 Obligasi          


 (2).      Laba – Rugi Pertukaran Obligasi Tidak Diakui
Mencatat amortisasi agio untuk
Agio obligasi                Rpxx
periode 1 Januari 2006 sampai
Biaya bunga obligasi            Rpxx
dengan 30 April 2006.



Mencatat pembayaran bunga berjalan
Biaya bunga obligasi   Rp 10.000,00
sebesar Rp 10.000,00
Kas                                Rp 10.000,00


Mencatat pertukaran obligasi
Utang obligasi     Rp 1000.000,00
saham                       Rp 1.000.000,
Agio obligasi       Rp     15.000,00

Modal                      Rp 1.000.000,00

Agio saham             Rp       15.000,00



Dalam cara kedua nilai buku obligasi sebesar Rp. 1.015.000,00 dipakai sebagai dasar untuk mencatat saham yang dikeluarkan sehingga tidak ada laba atau rugi karena pertukaran.






PELUNASAN OBLIGASI DENGAN MENGGUNAKAN DANA YANG DIPEROLEH DARI PENGELUARAN OBLIGASI BARU
Obligasi yang jatuh tempo bisa dilunasi dengan dana yang tersedia dalam perusahaan. Dana ini sumbernya bisa bermacam-macam seperti :
-          Dari uang tunai ( kas )
-          Dari uang tunai yang berasal dari dana pelunasan obligasi (DPO).
-          Dari uang yang diterima dengan mengeluarkan obligasi baru.
Penggunaan salah satu dari ketiga sumber dana tersebut tidak menimbulkan masalah baru dalam pencatatannya. Obligasi yang dilunasi dicatat dengan cara seperti yang telah dijelaskan dimuka, dan jika dilunasi dengan dana yang berasal dari pengeluaran obligasi baru, maka pengeluaran obligasi baru ini dicatat seperti dalam cara yang telah dijelaskan dimuka. Masalah yang timbul dalam pelunasan obligasi dengan dana dari pengeluaran obligasi baru ialah apabila terdapat disagio dan biaya penjualan obligasi lama yang belum diamortisasi. Ada bebrapa prosedur yang dapat digunakan untuk memperlakukan disagio dan biaya penjualan obligasi lama yang belum diamortisasi.
a.       Disagio dan biaya penjualan yang belum diamortisasi dibebankan ke rugi/laba sebagai kerugian ( loos ) pada saat pelunasan.
b.      Disagio dan biaya penjualan yang belum diamortisasi akan diamortisasikan selama sisa umur obligasi lama.
c.       Disagio dan biaya penjualan yang belum diamortisasi akan diamortisasikan selama umur obligasi baru.
Dari ketiga cara di atas, amortisasi selama umur obligasi baru (c) adalah tidak layak. Karena disini biaya obligasi lama dibebankan kepada obligasi yang baru. Amortisasi selama sisa umur obligasi lama dapat dibenarkan karena alasan sebagai berikut :
Disagio dan biaya penjualan yang belum diamortisasi hanya dapat diamortisasi selam periode yang memperoleh manfaat dari disagio dan biaya penjualan tersebut. Manfaat ini akan dirasakan paling lama selama umur obligasi lama. Oleh karena itu amortisasinya paling lama juga selama sisa umur obligasi yang lama. Sedangkan prosedur untuk membebankan disagio dan biaya penjualan yang belum diamortisasi sebagai kerugian pada saat pelunasan (a) dibenarkan karena disagio dan biaya penjualan itu sudah tidak memberikan manfaat lagi, karena obligasinya sudah dilunasi.
Prosedur pencatatan terhadap disagio dan biaya penjualan bisa dilihat dari contoh berikut :
Obligasi seri A dengan nominal Rp 750.000,00 bunga 12% dilunasi dengan dana yang diterima dari pengeluaran obligasi seri B, nominal Rp 1.000.000,00 bunga 10%. Umur obligasi A masih selama 7 tahun dan disagio yang belum diamortisasi sebesar Rp 14.000,00 dan ditarik dengankurs 103. Obligasi B umurnya 10 tahun dan dijual dengan kurs 99. Jurnal untuk mencatat transaksi di atas sebagai berikut:
(1)   Disagio yang belum diamortisasi disebabkan sebagai kerugian
Transaksi
jurnal
pengeluaran obligasi B.
kas                                                   Rp990.000,00
Rp1000.0000,00 kurs 99.
disagio obligasi B                                10.000,00

           Utang obligasi                                   Rp1.000.000,00


pelunasan obligasi A
Utang obligasi A                          Rp750.000,00
Rp 750.000,00 dengan kurs 103,
Rugi pelunasan obligasi                   36.500,00
disagio yang belum
          kas                                                           Rp772.500,00
 diamortisasi Rp14.000,00
          Disagio obligasi                                           14.000,00

(2)   Disagio yang belum diamortisasi ditangguhkan pembebananya
pengeluaran obligasi B.
kas                                                   Rp990.000,00
Rp1000.0000,00 kurs 99.
disagio obligasi B                                10.000,00

           Utang obligasi  B                                     Rp1.000.000,00


pelunasan obligasi A
Utang obligasi A                           Rp750.000,00
Rp 750.000,00 dengan kurs 103,
Rugi pelunasan obligasi A                36.500,00
disagio yang belum
          kas                                                                 Rp772.500,00
 diamortisasi Rp14.000,00
          Disagio obligasi A                                              14.000,00



Setiap akhir periode, biaya pelunasan obligasi A akan diamortisasi, jika amortisasinya selama sisa umur obligasi A, yaitu 7 tahun, maka setiap akhir periode di samping jurnal untuk mencatat bunga berjalan, dan amortisasi disagio obligasi B, dibuat juga jurnal untuk mencata amortisasi biaya pelunasan obligasi A SEBESAR Rp36.500,00 : 7=Rp5.071,43 sebagai berikut:
Amortisasi biaya pelunasan obligasi A                                 Rp5.071,43
          Biaya pelunasan obligasi A                                                              Rp5.071,43






BAB III
PENUTUP

KESIMPULAN
      Utang jangka panjang digunakan untuk menunjukan utang-utang yang pelunasannya akan dilakukan dalam waktu lebih dari satu tahun atau akan dilunasi dari sumber-sunber yang bukan dari kelompok aktiva lancar.
      Apabila perusaahaan membutuhkan tambahan modal kerja tetapi tidak dapat melakukan emisi saham baru, dapat dipenuhi dengan cara mencari utang jangka panjang. Dalam hal sulit mencari utang yang jumlahnya besar dari satu sumber perusahaan dapat mengeluarkan surat obligasi. Surat obligasi ini akan dapat di jual bila reputasi perusahaan cukup baik dan dipandang akan tetap berdiri selama jangka waktu beredarnya obligasi tersebut. Harga jual obligasi tergantung pada tarif bunga obligasi. Semakin besar bunganya, harga jual obligasi tersebut akan semakin tinggi dan sebaliknya semakin rendah tingkat bunga obligasi harga jualnya akan semakin rendah. Pengeluaran obligasi dari suatu perusahaan dapat dilakukan dengan cara penjualan langsung atau melalui lembaga-lembaga keuangan.


DAFTAR PUSTAKA


Baridwan, Zaki. Intermediate Accounting.Yogyakarta: BPTE, 2004.

1 komentar: