KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, puji serta syukur penyusun
panjatkan kehadirat Allah SWT, karena berkat rahmat dan karunia-NYA lah
sehingga makalah Utang Jangka Panjang ini dapat
diselesaikan.
Makalah ini diajukan untuk memenuhi salah
satu tugas mata kuliah Akuntansi Keuangan Menengah. Dalam upaya Meningkatkan
wawasan dan meningkatkan kemampuan Mahasiswa.
Berpijak dari dorongan keikutsertaan dengan
adanya sebuah makalah ini, mudah-mudahan dapat membantu teman –teman khususnya
dan para pembaca umumnya untuk dapat menambah wawsan yang baru.
Penulisan dan perbaikan makalah ini telah
diusahakan semaksimal mungkin. Namun, karena keterbatasan waktu, tentunya
laporan ini jauh dari kata kesempurnaan. Semoga makalah ini turut memberi andil
dalam upaya meningkatkan pengetahuan dan wawasan.
Dengan segala kelebihan dan kekurangan,
penyusun menyadari bahwa tiada karya manusia yang sempurna. Akhirnya harapan
penyusun, semoga makalah ini dapat diterima oleh pembaca serta dapat pula
memberikan manfaat yang sebesar-besarnya Amien…..
Ciamis, Oktober 2011
Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN
LATAR BELAKANG
Judul utang jangka panjang
digunakan untuk menunjukan utang-utang pelunasannya akan dilakukan dalam waktu
lebih dari satu tahun atau akan dilunasi dari sumber-sumber yang bukan dari
sumber aktiva lancar. Di dalam judul utang jangka panjang termasuk utang
obligasi, utang wesel jangka panjang, utang hipotik, uang muka dari perusahaan
afiliasi, utang kredit bank jangka panjang dan lain-lain. Utang jangka panjang
biasanya timbul karena adanya kebutuhan dana untuk pembelian tambahan aktiva
tetap, menaikan jumlah modal kerja permanen, membeli perusahaan lain atau
mungkin juga untuk melunasi utang-utang yang lain.
MANFAAT
-
Mendapatkan pengetahuan dan
wawasan.
-
Mampu memecahkan suatu masalah
yang timbul dari materi pembahasan.
-
Mengetahui
banyak hal tentang Utang Jangka Panjang.
TUJUAN
-
Yang paling utama tujuan
pembuatan makalah ini yaitu untuk mencari serta menambah pengetahuan serta
wawasan yang luas.
-
Memahami
lebih dalam lagi materi tentang Utang Jangka Panjang.
-
Menumbuhkan
sikap kritis dan peka serta arif dalam memahami permasalahan yang mungkin
timbul dari materi Utang Jangka Panjang.
BAB II
PEMBAHASAN
UTANG JANGKA PANJANG
UTANG JANGKA PANJANG
Utang obligasi
Apabila perusaahaan membutuhkan tambahan modal
kerja tetapi tidak dapat melakukan emisi saham baru, dapat dipenuhi dengan cara
mencari utang jangka panjang. Dalam hal sulit mencari utang yang jumlahnya
besar dari satu sumber perusahaan dapat mengeluarkan surat obligasi. Surat
obligasi ini akan dapat di jual bila reputasi perusahaan cukup baik dan
dipandang akan tetap berdiri selama jangka waktu beredarnya obligasi tersebut.
Harga jual obligasi tergantung pada tarif bunga obligasi. Semakin besar
bunganya, harga jual obligasi tersebut akan semakin tinggi dan sebaliknya
semakin rendah tingkat bunga obligasi harga jualnya akan semakin rendah.
Pengeluaran obligasi dari suatu perusahaan dapat dilakukan dengan cara
penjualan langsung atau melalui lembaga-lembaga keuangan.
Pencatatan pengeluaran
obligasi
Obligasi
yang dikeluarkan dicatat dalam rekeningnya sebesar nilai nominal. Dalam hal
harga jual obligasi tidak sama dengan nomina, selisihnya dicatat tersendiri
yaitu bila dijual di atas nominal selisihnya dicatat dalam rekening agio
obligasi, jika harga jualnya dibawah nilai nominal, selisihnya dicatat dalam
rekening disagio obligasi.
Biaya
penjualan obligasi diprerhitungkan sebagai pengurangan harga jual dan tidak
dicatat dalam rekening tersendiri. Apabila obligasi itu dikeluarkan untuk
menukar aktiva tetap, pencatatatnnya dilakukan dengan jumlah sebesar harga jual
obligasi. Harga jual ini dicatat sebagai harga perolehan aktiva tetap. Jika
harga jual obligasi tidak dapat diketahui, pencatatan dapat menggunakan jumlah
harga pasar (harga penilaian) aktiva tetap. Kalau harga jual obligasi atau harga
pasar aktiva tetap yang dijadikan dasar pencatatan utang obligasi itu tidak
sama dengan nilai nominal obligasi, selisihnya dicatat dalam rekening agio atau
disagio obligasi.
Pengeluaran obligasi dapat
dicatat dengan dua cara yaitu :
Ø Yang dicatat hanya obligasi yang terjual
atau
Ø Obligasi yang terjual dan yang belum
terjual dicatat.
Sebagai penjelasan
penggunaan kedua metode di atas, berikut ini diberikan contoh sebagai berikut:
Pada tanggal 1 Januari 2005 PT
Manophos mnerencanakan pengeluaran obligasi sebesar Rp. 1.000.000,00 dengan
bunga 10 % per tahun. Obligasi akan dijual pada waktu yang berbeda-beda
tergantung pada kebutuhan uang. Misalnya transaksi penjualan yang terjadi
seperti di bawah, jurnal yang dibuat sebagai berikut:
a)
Yang dicatat hanya obligasi yang terjual
Transaksi :
1 Januari 2005
merencanakan
pengeluaran obligasi 10%,Rp. 1.000.000,00
|
Jurnal:
Tidak ada jurnal
|
1 April 2005
obligasi nominal Rp.
700.000,00 dijual dengan kurs 105
|
Kas Rp. 735.000,00
Utang
obligasi Rp. 700.000,00
Agio
obligasi Rp. 35.000,00
|
18 Juli 2005
obligasi nominal Rp.
100.000,00 dijual dengan kurs 99%
|
Kas Rp. 99.000,00
Disagio Rp.
1.000,00
Utang
obligasi Rp. 100.000,00
|
b)
Obligasi yang terjual ataupun belum
terjadi pencatatan
Transaksi :
1
Januari 2005
Merencanakan
pengeluaran obligasi 10% Rp. 1000.0000,00
|
Jurnal:
Obligasi
yang belum terjual Rp. 1.000.000,00
Otorisasi utang obligasi
Rp. 1.000.000,00
|
1
April 2005
Obligasi
nominal Rp. 700.000,00 dijual dengan kurs 105
|
Kas Rp.
735.000,00
Obligasi yang belum terjual
Rp. 700.000,00
Agio obligasi Rp.
35.000,00
|
18
Juli 2005
Obligasi
nominal Rp. 100.000,00 dijual dengan kurs 99%
|
Kas Rp.
99.000,00
Disagio Rp. 1.000,00
Obligasi yang belum terjual Rp. 100.000,00
|
Jika
pencatatan obligasi dilakukan dengan cara kedua yaitu jumlah yang diotorisasi
dicatat dalam buku, jumlah obligasi yang beredar dapat diketahui dari rekening
otorisasi utang obligasi dikurangi saldo rekening obligasi yang belum terjual.
Kadang-kadang
penjualan obligasi dilakukan dengan cara pesanan lebih dahulu. Dalam cara ini
pembeli membayar uang muka dan akan melunasi pada tanggal tertentu. Dalam
penjualan obligasi melalui pesanan, surat obligasi baru diserahkan pada pembeli
bila harga obligasi sudah dilunasi, jumlah yang belum dilunasi oleh perusahaan
dicatat sebagai piutang dan jumlah obligasi yang dipesan dikreditkan ke
rekening utang obligasi dipesan. Pencatatan agio atau disagio obligasi
dilakukan pada waktu pesanan diterima. Jumlah yang dibuat bila terjadi pesanan
obligasi dapat dilihat dari contoh berikut ini:
a)
Hanya obligasi yang terjual yang
dicatat.
Transaksi :
1
Januari 2005
Merencanakan
pengeluaran obligasi 10%, Rp. 1000.000,00 (nominal @ Rp. 1.000)
|
Jurnal :
Tidak
ada jurnal
|
1
Mei 2005
Diterima
pesanan 200 lembar obligasi dengan kurs 101. Pembayaran pertama sebesar40%
|
Kas Rp.
80.800,00
Piutang
pesanan obligasi Rp. 121.000,00
Utang obligasi dipesan
Rp. 200.000,00
Agio obligasi
Rp.
2.000,00
|
1
Juli 2005
Diterima
uang sisa pesanan 60% dari obligasi sebanyak 75 lembar =60%x75xRp.
1.010.000,00
=Rp.
40.450,00
|
Kas Rp.
40.450,00
Piutang pesanan obligasi Rp.
40.450,00
|
1
Juli 2005
75
lembar obligasi diseahkan pada pemesan
|
Utang
obligasi dipesan Rp.
75.000,00
Utang obligasi Rp.
75.000,00
|
b)
Obligasi yang terjual ataupun yang belum
terjual dicatat
1
Januari 2005
Merencanakan
pengeluaran obligasi 10% Rp 1.000.000,00 (nominal @ Rp. 1.000,00)
|
Obligasi
yang belum terjual Rp. 1.000.000,00
Otorisasi utang obligasi
Rp. 1.000.000,00
|
1
Mei 2005
Diterima
pesanan 200 lembar obligasi dengan kurs 101. Pembayaran pertama sebesar40%
|
Kas Rp.
80.800,00
Piutang
pesanan obligasi Rp. 121.000,00
Utang obligasi dipesan
Rp. 200.000,00
Agio obligasi Rp. 2.000,00
|
1
Juli 2005
Diterima
uang sisa pesanan 60% dari obligasi sebanyak 75 lembar =60%x75xRp.
1.010.000,00
=Rp.
40.450,00
|
Kas Rp.
40.450,00
Piutang pesanan obligasi Rp.
40.450,00
|
1
Juli 2005
75
lembar obligasi diseahkan pada pemesan
|
Utang
obligasi dipesan Rp. 75.000,00
Utang obligasi Rp.
75.000,00
|
Apabila
pada tanggal penyusunan neraca masih ada pesanan obligasi yang belum dilunasi maka saldo rekening utang obligasi
dipesan diperiksa didalam neraca menambah utang obligasi, sedangkan rekening
piutang pesanan obligasi dilaporkan
dalam kelompok aktiva lancar jika akan dilunasi dalam jangka satu tahun.
Apabila pelunasannya lebih dari satu tahun dilaporkan dalam aktiva lain-lain.
Rekening
agio obligasi dilaporkan menambah utang obligasi dalam neraca dan disagio dilaporkan mengurangi utang obligasi.
Prosedur Amortisasi
Agio dan Disagio Obligasi
Penjualan
obligasi dengan harga yang lebih besar atau lebih kecil dari nilai nominalnya
menimbulkan agio atau disagio obligasi. Agio dan disagio merupakan penyesuain terhadap tarif
bunga nomilal karena tarif bunga obligasi
tidak sama dengan tingkat bunga di pasar. Dengan kata lain, aio atau
disagio obligasi merupakan kapitalisasi dari perbedaan tarif bunga obligasi
dengan bunga umum selama umur obligasi. Apabila dalam penjualan timbul disagio,
maka disagio ini akan ditambahkan pada biaya bunga obligasi yang dibayarkan
selama umur obligasi dan dikreditkan pada rekening disagio obligasi.
Apabila penjualan obligasi
menimbulkan agio, maka agio ini merupakan pengurangan terhadap biya bunga
obligasi yang dibayar selama umur obligasi dan dikreditkan dalam rekening biaya
bunga obligasi. Amortisasi agio atau disagio obligasi dapat dilakukan dengan
cara garis lurus ataupun bunga efektif. Berikut ini diberikan contoh untuk
menghitung amortisasi agio atu disagio obligasi dengan cara garis lurus.
Tabel : Perhitungan Amortisasi Agio
Metode Garis Lurus
Tahun
Ke
|
Pemblayaran
bunga ke
|
Bunga
yang dibayar (5%x nominal)
|
Amortisasi
agio 1/10xRp50.000,00
|
Bunga
efektif
|
Agio
obligasi
|
Nilai
buku obligasi
|
Rp
50.000,00
|
Rp
1.050.000,00
|
|||||
1
|
1
|
Rp
50.000,00
|
Rp.5000,00
|
Rp.45.000,00
|
45.000,00
|
1.045.000,00
|
2
|
50.000,00
|
5000,00
|
45.000,00
|
40.000,00
|
1.040.000,00
|
|
2
|
3
|
50.000,00
|
5000,00
|
45.000,00
|
35.000,00
|
1.035.000,00
|
4
|
50.000,00
|
5000,00
|
45.000,00
|
30.000,00
|
1.030.000,00
|
|
3
|
5
|
50.000,00
|
5000,00
|
45.000,00
|
25.000,00
|
1.025.000,00
|
6
|
50.000,00
|
5000,00
|
45.000,00
|
20.000,00
|
1.020.000,00
|
|
4
|
7
|
50.000,00
|
5000,00
|
45.000,00
|
15.000,00
|
1.015.000,00
|
8
|
50.000,00
|
5000,00
|
45.000,00
|
10.000,00
|
1.010.000,00
|
|
5
|
9
|
50.000,00
|
5000,00
|
45.000,00
|
5.000,00
|
1.005.000,00
|
10
|
50.000,00
|
5000,00
|
45.000,00
|
-
|
1000.000,00
|
Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa biaya bunga yang
dibebankan setiap periode adalah sebesar bunga yang dibayar dikurangi dengan
amortisasi agio untuk periode yang bersangkutan. Jumlah ini selalu sama untuk
setiap periode. Nilai buku obligasi bisa dihitung dari nilai nominal ditambah
dengan jumlah agio obligasi yang belum diamortisasi.
Biaya obligasi = Bunga yang dibayarkan ditambah
amortisasi disagio.
Nilai buku obligasi =Nilai nominal dikurangi disagio yang
belum diamortisasi.
Berikut ini contoh
perhitungan amortisasi disagio : Misalnya PT. Risa Fadilah mengeluarkan
obligasi sebesar nominal Rp 1.000.00,00. Umur 5 Tahun, Bunga 10% dibayarkan
setiap setengah tahun. Obligasi tersebut dijual dengan harga Rp 925.000,00.
Table perhitungan amortisasi disagio obligasi Nampak sebagai berikut :
TABEL PERHITUNGAN AMORTISASI DISAGIO METODE GARIS
LURUS
Tahun
Ke
|
Pemblayaran
bunga ke
|
Bunga
yang dibayar (5%x nominal)
|
Amortisasi
agio 1/10xRp50.000,00
|
Bunga
efektif
|
disagio
obligasi
|
Nilai
buku obligasi
|
Rp
75.000,00
|
Rp
925.000,00
|
|||||
1
|
1
|
Rp
50.000,00
|
Rp.7.500,00
|
Rp.57.500,00
|
67.500,00
|
932.500,00
|
2
|
50.000,00
|
7.500,00
|
57.500,00
|
60.000,00
|
940.000,00
|
|
2
|
3
|
50.000,00
|
7.500,00
|
57.500,00
|
52.500,00
|
947.500,00
|
4
|
50.000,00
|
7.500,00
|
57.500,00
|
45.000,00
|
955.000,00
|
|
3
|
5
|
50.000,00
|
7.500,00
|
57.500,00
|
37.500,00
|
962.500,00
|
6
|
50.000,00
|
7.500,00
|
57.500,00
|
30.000,00
|
970.000,00
|
|
4
|
7
|
50.000,00
|
7.500,00
|
57.500,00
|
22.500,00
|
977.500,00
|
8
|
50.000,00
|
7.500,00
|
57.500,00
|
15.000,00
|
985.000,00
|
|
5
|
9
|
50.000,00
|
7.500,00
|
57.500,00
|
7.500,00
|
992.500,00
|
10
|
50.000,00
|
7.500,00
|
57.500,00
|
-
|
1000.000,00
|
Selain menggunakan metode garis lurus untuk amortisasi agio atau disagio,
perusahaan dapat menggunakan metode bunga efektif. Metode bunga efektif
memberikan hasil perhitungan yang lebih teliti dibandingkan dengan metode garis
lurus, walaupun perhitungannya lebih rumit. Bila digunakan metode bunga
efektif, maka biaya bunga efektif tiap periode tidak sama besarnya. Biaya bunga
setiap periode dihitung dengan mengalikan
tarif bunga efektif dengan nilai buku obligasi. Nilai buku obligasi
adalah nominal obligasi ditambah agio atau dikurangi disagio obligasi yang
belum diamortisasi.
Sebagai contoh
perhitungan amortisasi agio dengan menggunakan metode tarif efektif, misalnya
PT. Risa Padila mengeluarkan obligasi nominal Rp. 1.000.000,00, untuk 5 tahun,
bunga 10% per tahun dibayarkan setiap setengah tahun. Obligasi ini dijual pada
awal periode dengan harga Rp. 1.081.105,00. Pembeli mengharapkan bunga efektif
sebesar 8%. Harga jual obligasi sebesar Rp. 1.081.150,00 dapat dihitung sebagai
berikut:
Nilai jatuh tempo
obligasi Rp.
1.000.000,00
Nilai tunai Rp. 1.000.000,00,bunga 8%,5 tahun = Rp. 675.560,00...(1)
Nilai tunai bunga Rp. 50.000,00,sepuluh kali
tiap setengah
tahun,dengan tarif 8% = Rp.
405.545,00...(2)
Harga jual obligasi Rp.
1.081.105,00
Agio obligasi Rp.
81.105,00
1)
Periode = 10, tarif = 4% = 1.000.000,00x0,67556
{Pn7i = (1+i)-n}
2)
Periode = 10, tarif = 4% =
50.000,00x8,11090 (Pn7i =1-Pn7i)
Agio obligasi sebesar Rp. 81.105,00 yang diamortisasi
selama umur obligasi dengan metode bunga efektif nampak pada tabel berikut:
TABEL
PERHITUNGAN AMORTISASI AGIOMETODE BUNGA EFEKTIF
Obligasi
berbunga 10% dengan yield (hasil) diharapkan 8%
Tahun
Ke
|
Pemblayaran
bunga ke
|
Debit
biaya bung
|
Debit
agio obligasi
|
Kredit
kas (bunga yang dibayar)
|
Nilai buku obligasi
|
Rp
1.081.105,00
|
|||||
1
|
1
|
Rp43.244,20
|
Rp.6.755,80
|
Rp.50.000,00
|
1.074.349,20
|
2
|
42.973,97
|
7.026,03
|
50.000,00
|
1.067.323,17
|
|
2
|
1
|
42.692,92
|
7.307,07
|
50.000,00
|
1.060.016,10
|
2
|
42.400,64
|
7.599,36
|
50.000,00
|
1.052.416,80
|
|
3
|
1
|
42.096,67
|
7.903,33
|
50.000,00
|
1.044.513,50
|
2
|
41.780,54
|
8.219,46
|
50.000,00
|
1.036.294,10
|
|
4
|
1
|
41.451,76
|
8.548,24
|
50.000,00
|
1.027.745,90
|
2
|
41.109,84
|
8.890,16
|
50.000,00
|
1.018.855,80
|
|
5
|
1
|
40.754,23
|
9.245,77
|
50.000,00
|
1.009.610,10
|
2
|
40.384,22
|
9.615,66
|
50.000,00
|
1.000.0000,00
|
Tabel Perhitungan Amortisasi Agio Metode Bunga Efektif
Obligasi berhubung 10% dengan yield
(hasil) diharapkan 8%
1)
Rp.1. 081.105,00x8%x6/12 = Rp. 43.244,20
2)
Rp. 1.000.000,00x10%x6/12 = Rp.
50.000,00
3)
Rp.50.000,00-Rp. 43.244,20 = Rp.
6.755,80
4)
Rp.1. 081.105,00 - Rp. 6.755,80 = Rp. 1.074.349,20
5)
* Dibulatkan
Bila obligasi dijual dengan disagio, perhitungan
amortisitasnya dilakukan dengan cara yang sama seperti dalam tabel diatas.
Perbedaan yang ada adalah sebagai berikut:
Debit biaya bunga =
bunga obligasi yang dibayar ditambah amortisitasi disagio.
Nilai buku obligasi =
nilai buku periode sebelumnya ditambah amortisitasi disagio.
PENCATATAN UTANG
OBLIGASI
Apabila obligasi
dijual tidak tepat pada tanggal pembayaran bunga, pembeli obligasi disamping
membayar harga obligasi juga harus membayar bunga berjalan sejak tanggal bunga terakhir
sampai dengan tanggal penjualan obligasi tersebut. Bunga berjalan yang dibayar
oleh pembeli dicatat perusahaan dengan mengkredit rekening biaya bunga atau
rekening utang bunga obligasi. Apabila bunga berjalan dikredit ke rekening
utang bunga obligasi maka pembayaran bunga obligasi berikutnya dicatat dengan
mendebit utang bunga obligasi sebesar bunga berjalan dan sisanya di debitkan ke
rekening biaya bunga. Jika bunga berjalan dikredit ke rekening biaya bunga maka
pembayan bunga obligasi berikutnya dicatat dengan mendebit rekening biaya bunga
obligasi sebesar bunga yang di bayar.
Amortisasi agio atau
disagio dapat dicatat setiap bulan,setiap tanggal pembayaran bunga atau setiap
akhir periode bersama dengan jurnal penyesuaian yang lain. Berikut ini adalah
pencatatan utang obligasi.
Misalnya PT Risa Fadila pada tanggal 31
Desember 2005 memutuskan untuk mengeluarkan obligasi pada tanggal 1 Mei 2006
sebesar Rp1.000.000,00, bunga 10% per tahun dan atuh tempo pada tanggal 1 Mei 2011. Bunga obligasi dibayarkan setiap
tanggal 1 Mei dan 1 November. Seluruh obligasi dapat diual pada tanggal 1 juli
2006 dengan harga Rp1.029.000,00 ( yaitu harga jual Rp1.030.000,00 dikurangi
biaya penjualan Rp1000,00) ditambah bunga berjalan untuk jangka waktu 1Mei 2006
sampai dengan 1 Juli 2006. Tahun buku PT Risa Fadila adalah tahun kalender,
amortisasi agio dicatat setiap akhir periode. Umur obligasi dihitung sebagai berikut :
2006 = 6 bulan ( 1 Juli sampai dengan 31 Desember)
2007 = 12 bulan
2008 = 12 bulan
2009 = 12 bulan
2010 = 12 bulan
![](file:///C:/Users/HP/AppData/Local/Temp/msohtmlclip1/01/clip_image001.gif)
Jumlah = 58 bulan
Dalam perhitungan umur
obligasi, yang diperhitungkan adalah lamanya obligasi itu beredar, yaitu sejak
tanggal dijual sampai jatuh tempo. Agio obligasi sebesar Rp29.000,00(Rp
1.029.000,00 dikurangi Rp 1.000,00) akan diamortisasikan selama umur obligasi
yaitu 58 bulan, sehingga amortisasi agio setiap bulannya sebesar Rp 29.000,00 :
58 = Rp 500,00. Transaksi penjualan, pembayaran bunga dan amortisasi agio
selama umur obligasi dicatat dalam buku-buku PT Risa Fadila sebagai berikut :
Transaksi
|
jurnal
|
||||
1juli 2006
|
|||||
Penjualan
obligasi
|
|||||
Harga jual:
|
Rp 1.030.000,00
|
kas
|
Rp 1.045.666,67
|
||
Biaya-biaya
penjualan
|
![]() |
Utang obligasi
|
Rp 1.000.000,00
|
||
Bunga berjalan
(1 mei- 1 juli)=
|
Agio obligasi
|
29.000
|
|||
2/12x10%x
Rp1.000.000,00
|
16.666,67
|
Biaya bunga
obligasi *)
|
16.666,67
|
||
Uang yang
diterima
|
![]() ![]() |
*) dalam contoh ini bunga berjalan dikreditkan ke rekening biaya bunga
obligasi
Pada tanggal 1 November 2006 PT Risa Fadila akan
mebayar bunga obligasi untuk setengah tahun dicatat sebagai berikut:
1 november 2006
|
||||
Pembayaran bunga
obligasi
|
Biaya bunga
obligasi
|
Rp 50.000,00
|
||
6/12x10%x
Rp1.000.000,00
|
Kas
|
Rp 50.000,00
|
||
Pada tanggal 31 Desember dibuat jurnal untuk
menyesuaikan (adjustment) buku-buku. Jurnal penyesuaian yang berhubungan
dengan utang obligasi ada 2 yaitu untuk:
1)
Mencatat bunga berjalan
2)
Mencatat amortisasi agio
Bunga berjalan dan
amortisasi agio untuk tahun 2006 dicatat sebagai berikut:
1)
|
Bunga berjalan
(1 nov-31 des)
|
Biaya bunga
obligasi
|
Rp16.666,67
|
||
=2/12x10%x Rp1.000.000,00
|
Utang bunga
obligasi
|
Rp 16.666,67
|
|||
= Rp16.666,67
|
|||||
2)
|
Amortisasi agio
(1 juli-31 des)
|
Agio obligasi
|
Rp3.000,00
|
||
6 bulan x
Rp500,00 = Rp3.000,00
|
Biaya bunga
obligasi
|
Rp3.000,00
|
Pada tanggal 1 januari 2007 dibuat jurnal pembalikan (
revesing entry) untuk utang bunga obligasi, agar nanti pembayaran bunga pada
tanggal 1 mei 2007 dapat di catat dengan cara biasa. Jurnal pembalikan itu
sebagai berikut:
1 januari 2007
|
||||
Jurnal
pembalikan
|
Utang bunga obligasi
|
Rp16.666,67
|
||
Biaya bunga
obligasi
|
Rp16.666,67
|
|||
Pembayaran bunga obligasi dalam tahun 2007 dicatat sebagai berikut:
1 mei 2007
|
|||||
Bunga
|
=6/12x10%x Rp1.000.000,00
|
Biaya bunga
obligasi
|
Rp50.000,00
|
||
= Rp50.000,00
|
Kas
|
Rp50.000,00
|
|||
1 november 2007
|
|||||
Bunga
|
=6/12x10%x Rp1.000.000,00
|
Biaya bunga
obligasi
|
Rp50.000,00
|
||
= Rp50.000,00
|
Kas
|
Rp50.000,00
|
Pada tanggal 31 desember 2007 dibuat jurnal penyesuaian untuk:
1
|
Mencatat bunga
berjalan
|
Biaya bunga
obligasi
|
Rp16.666,67
|
|||
2/12x10%xRp1.000.000,00
|
Utang bunga
obligasi
|
Rp16.666,67
|
||||
Rp16.666,67
|
||||||
2
|
Mencatat
amortisasi agio
|
Agiio obligasi
|
Rp6.000,00
|
|||
12xRp500,00=Rp6.000,00
|
Biaya bunga
obligasi
|
Rp6.000,00
|
Untuk tahun-tahun berikutnya (sampai dengan tahun 2011)
dibuat jurnal yang sama seperti tahun 2007. Pada tanggal 1 mei 2011 yaitu pada
saat obligasi jatuh tempo dibuat jurnal sebagai berikut:
1
|
Mencatat bunga obligasi dan pelunasan
obligasi
|
Utang obligasi
Biaya bunga obligasi
|
Rp. 1.000.000,00
50.000,00
|
|||
Bunga = 6/12 x
10% x rp 1.000.000,00
|
||||||
Rp 50.000
|
kas
|
RP 1.050.000,00
|
||||
Obligasi
|
=Rp 1.000.000,00
|
|||||
![]() |
||||||
Rp 1.050.000
|
||||||
2
|
Mencatat
amortisasi agio 4 bulan
|
Agio obligasi
|
Rp 2000,00
|
|||
4x
Rp500,00=Rp2000,00
|
Biaya bunga
obligasi
|
Rp 2000,00
|
Jika agio dan disagio obligasi di amortisasi selama umur
obligasi, maka pada saat jatuh temponya, pelunasan obligasi akan dicatat dengan
mendebit rekening uang obligasi dan mengkredit rekening kas seperti dalam
jurnal di atas. Tetapi apabila pada tanggal jatuh temponya tidak dilakukan
pelunasan, maka rekening utang obligasi harus di tutup dan dipindah ke rekening
obligasi yang sudah jatuh tempo. Rekening ini termasuk dalam kelompok utang
lancar. Tetapi jika pelunasannya akan
dilakukan dari dana pelunasan obligasi maka tidak dilaporkan dalam utang lancar , tetapi dalam kelompok utang-utang
lain.
PELUNASAN OBLIGASI
SEBELUM JATUH TEMPO
Obligasi bisa ditarik untuk dibayar kembali sebelum saat
jatuh temponya. Selisih antara jumlah pelunasan dengan jumlah nilai buku
obligasi dicatat sebagai laba atau rugi karena penarikan obligasi. Nilai buku
obligasi adalah nilai nominal ditambah dengan agio yang belum diamortisasi atau
dikurangi dengan disagio yang belum diamortisasi. Apabila terdapat biaya
penjualan obligasi, maka biaya penjualan yang belum diamortisasi juga
dikurangkan pada nilai nominal obligasi. Laba atau rugi yang timbul dar
pelunasan obligasi, dimasukkan dalam elemen-elemen luar biasa ( extra
ordinary). Obligasi yang ditarik dari peredaran dapat dipisahkan menjadi 2
yaitu:
A) Obligasi yang ditarik dan tak akan
dijual kembali.
Dalam keadaan seperti ini, rekening
utang obligasi didebit sebesar jumlah nominal obligasi yang ditarik.
B)
Obligasi
yang ditarik nantinya akan dijual kembali.
Dalam keadaan seperti ini, pada waktu
penarikan obligasi yang didebit adalah rekening treasury bonds. Rekening
treasury bonds ini bukannya rekening aktiva, tetapi merupakan pengurang
terhadap rekening utang obligasi. Treasury bonds ini didebit dengan jumlah
nilai nominal, jika obligasi dijual lagi, maka rekening ini juga dikredit
dengan jumlah nilai nominal. Selisih antara nominal dengan jumlah uang yang
diterima dalam penjualan treasury bonds dicatat sebagai agio atau disagio.
Untuk
memberikan gambaran yang lebih jelas di bawah ini diberikan contoh penarikan
obligasi sebelum saat jatuh tempo.
Obligasi
PT Risa Fadila dalam contoh di muka, pada tanggal 1 juli 2008 ditarik sebesar
Rp200.000,00 dengan kurs 102. Jurnal yang dibuat untuk mencatat penarikan
obligasi pada tahun 2008 sebagai berikut:
Transakasi
|
jurnal
|
|||||||||||||
1 juli 2008
|
||||||||||||||
a)
|
Amortisasi
agio 6 bulan
|
Agio obligasi
|
RP 600,00
|
|||||||||||
Rp 200.000,00
|
Biaya bunga
obligasi
|
RP 600,00
|
||||||||||||
![]() |
= Rp 600,00
|
|||||||||||||
1.000.000
|
||||||||||||||
b)
|
Pembayaran
bunga berjalan 1 mei sampai dengan 1 juli
|
Biaya bunga
obligasi
|
Rp333,33
|
|||||||||||
=
2/12x10%xRp200.000,00
|
Kas
|
Rp333,33
|
||||||||||||
=Rp3.333,33
|
||||||||||||||
![]() ![]() |
||||||||||||||
c)
|
Perhitungan laba/rugi
|
|||||||||||||
Nominal obligasi
|
Rp200.000,00
|
Utang obligasi
|
Rp200.000,00
|
|||||||||||
Agio
|
Rp5.800,00
|
Rugi penarikan
obligasi
|
600,00
|
|||||||||||
Amortisasi agio
|
Agio obligasi
|
3.400,00
|
||||||||||||
2006:
|
kas
|
Rp204.000,00
|
||||||||||||
Rp200.000,00
|
||||||||||||||
![]() |
=Rp 600,00
|
|||||||||||||
1.000.000
|
||||||||||||||
2007:
|
||||||||||||||
Rp200.000,00
|
||||||||||||||
![]() |
=1.200,00
|
|||||||||||||
1.000.000
|
||||||||||||||
2008:
|
||||||||||||||
Rp200.000,00
|
||||||||||||||
![]() |
= 600
|
|||||||||||||
![]() |
![]() |
|||||||||||||
3.400,00
|
||||||||||||||
![]() |
||||||||||||||
Nilai buku obligasi
|
Rp203.400,00
|
|||||||||||||
Jumlah pelunasan
|
204.000,00
|
|||||||||||||
![]() |
||||||||||||||
Rugi penarikan obligasi
|
Rp
600,00
|
|||||||||||||
Sesudah
penarikan obligasi ini, pembayaran bunga setiap tanggal 1 November dan 1 Mei
adalah dari jumlah Rp800.000,00 yaitu obligasi yang masih beredar. Amortisasi
premium untuk tahun 2008 dan seterusnya tidak lagi sebesar Rp500.00 per bulan,
tetapi sebesar Rp400,00 yaitu rp500,00 dikurangi
200.000
|
|
![]() |
=Rp100,00
|
1000.000
|
![]() ![]() |
OBLIGASI
BERSERI
Obligasi
yang dalam pelunasannya dilakukan satu seri disebut obligasi berseri. Di sini
saat jatuh tempo obligasi tidak bersamaan, tetapi urut dalam jumlah-jumlah
tertentu. Mungkin jumlah yang jatuh tempo selalu sama, tetapi mungkin juga
tidak sama. Masalah pencatatan obligasi berseri timbul jika obligasi ini dijual
dengan agio atau disagio. Perhitungan amortisasi agio atau disagio setiap
periode akan menurun sesuai dengan penurunan jumlah utang obligasi. Amortisasi
agio atau dissagio dari obligasi berseri bisa dilakukan dengan cara garis lurus
ataupun bunga efektif. Dalam makalah ini akan dibicarakan metode
amortisasi dengan cara garis lurus.
Metode garis lurus yang dipakai untuk menghitung amortisasi agio atau disagio
obligasi berseri DISEBUT METODE OBLIGASI BEREDAR ( BONDS OUTSTANDING METHODE).
Di
bawah ini adalah contoh amortisasi dengan metode obligasi beredar.PT XYZ pada
tanggal 1 Januari 2005 mengeluarkan obligasi sebesar Rp5.000.000,00. Obligasi
ini dijual dengan harga Rp5.045.000,00. Obligasi dengan nominal Rp1.000.000,00
jatuh tempo tiap tanggal 1 Januari mulai tahun 2006. Bunga obligasi sebesar 10%
peer tahun. Tahun buku perusahaan adalah sama dengan tahun kalender. Agio
obligasi diamortisasi dengan menggunakan suatu persentase yang dihitung sebagai
berikut:
Nominal
obligasi yang beredar dalam periode itu
|
|
Persentase
amortisasi =
|
![]() |
Jumlah nominal
obligasi yang beredar seluruh periode
|
Perhitungan
amortisasi agio setiap tahun dapat disusun dalam tabel sebagai berikut:
TABEL
AMORTISASI-METODE OBLIGASI BEREDAR
Tahun
|
Nominal
obligasi yang beredar
|
Bagian
agio yang diamortisasi
|
Agio
|
Amortisasi
agio tiap tahun
|
2005
|
Rp.
5000.000,00
|
5/15
|
Rp
45.000,00
|
Rp
15.000,00
|
2006
|
4000.000,00
|
4/15
|
45.000,00
|
12000,00
|
2007
|
3000.000,00
|
3/15
|
45.000,00
|
9000,00
|
2008
|
2000.000,00
|
2/15
|
45.000,00
|
6000,00
|
2009
|
1000.000,00
|
1/15
|
45.000,00
|
3000,00
|
![]() |
![]() |
![]() |
||
![]() ![]() |
![]() ![]() |
Rp45.000,00
|
Perhitungan
amortisasi agio setiap tahun dalam tabel di atas dilakukan sebagai berikut:
Rp5.000.000,00
|
|||
2005=
|
![]() |
xRp45.000,00
|
=Rp15.000,00
|
Rp15.000.000,00
|
|||
Rp4.000.000,00
|
|||
2006=
|
![]() |
xRp45.000,00
|
=Rp12.000,00
|
Rp15.000.000,00
|
Pada
tahun 2006, pembilang yang dipakai adalah Rp4.000.000,00 karena pada tanggal 1 januari 2006, obligasi dengan
nominal Rp 1.000.000,00 sudah jatuh tempo,sehingga yang beredar tinggal sebesar
Rp4.000.000,00. Untuk tahun-tahun berikutnya, pembilangnya akan selalu menurun
sebesar nominal obligasi yang jatuh tempo dalam tahun tersebut.
PELUNASAN
OBLIGASI BERSERI SEBELUM JATUH TEMPO
Apabila
obligasi berseri yang beredar ditark untuk dilunasi sebelum tanggal jatuh
temponya maka agio atau disagio yang berhubungan dengan obligasi yang ditarik
tadi harus dibatalkan.
Contoh
1:
Misalnya
dari contoh di muka, pada tanggal 1 juli 2007 obligasi dengan nominal
Rp500.000,00 yang tanggal jatuh temponya adalh 1 januari 2010 ditarik dengan
kurs 101 ditambah dengan bunga berjalan. Amortisasi agio yang dibatalkan adalah
mulai 1 juli 2007 sampai dengan 31 desember 2009. Sedangkan amortisasi agio
untuk periode 1 januari 2007 sapai dengan 30 juni 2007 (6 bulan) akan dicatat
dalam rekening biaya bunga obligasi. Agio yang dibatalkan dihitung sebagai
berikut:
Agio untuk tahun 2007 =
500.000 6
![](file:///C:/Users/HP/AppData/Local/Temp/msohtmlclip1/01/clip_image023.gif)
![](file:///C:/Users/HP/AppData/Local/Temp/msohtmlclip1/01/clip_image024.gif)
3.000.000 12
![](file:///C:/Users/HP/AppData/Local/Temp/msohtmlclip1/01/clip_image025.gif)
X
6.000 = 1.500
2.000.000
Agio untuk tahun 2009 = 500.000
![](file:///C:/Users/HP/AppData/Local/Temp/msohtmlclip1/01/clip_image025.gif)
![](file:///C:/Users/HP/AppData/Local/Temp/msohtmlclip1/01/clip_image026.gif)
![](file:///C:/Users/HP/AppData/Local/Temp/msohtmlclip1/01/clip_image027.gif)
![](file:///C:/Users/HP/AppData/Local/Temp/msohtmlclip1/01/clip_image027.gif)
Agio yang dibatalkan bisa juga dihitung
dengan cara lain sebagai berikut :
Pertama kali dihitung dulu amortisasi agio
tahunan untuk tiap pecahan obligasi :
Agio
![](file:///C:/Users/HP/AppData/Local/Temp/msohtmlclip1/01/clip_image028.gif)
Jumlah
nominal obligasi yang beredar seluruh periode
Rp 45.000,00
![](file:///C:/Users/HP/AppData/Local/Temp/msohtmlclip1/01/clip_image029.gif)
Rp
15.000.000,00
Atau
sama dengan Rp 3.000,00 per Rp 1.000.000,00 obligasi.
Pembatalan agio kemudian dihitung sebagai
berikut :
Tahun
|
Jumlah dari X Agio X
Waktu =
Obligasi Rp 1.000.000 Tahunan (Tahun)
|
Jumlah
|
2007
|
½ Rp
3.000,00 ½
|
Rp
750,00
|
2008
|
½ Rp 3.000,00 1
|
Rp
1.500,00
|
2009
|
½ Rp
3.000,00 1
|
Rp
1.500,00
|
Jumlah Agio yang dibatalkan
|
Rp
3.750,00
|
Sesudah
diketahui jumlah agio yang dibatalkan, maka dapat dihitung laba atau rugi yang
timbul dari pelunasan obligasi tersebut. Laba-Rugi dihitung dengan
membandingkan nilai buku obligasi dengan jumlah uang yang dibayarkan (tidak
termasuk bunga berjalan).
Laba-rugi penarikan dihitung sebagai
berikut :
Nominal Obligasi Rp 500.000,00
![](file:///C:/Users/HP/AppData/Local/Temp/msohtmlclip1/01/clip_image029.gif)
Nilai buku obligasi Rp 503.750,00
101
![](file:///C:/Users/HP/AppData/Local/Temp/msohtmlclip1/01/clip_image023.gif)
100
![]() |
Rugi pelunasan obligasi Rp 1.250,00
Bunga berjalan = 6/12
x 10 % x Rp 500.000,00 = Rp 25.000,00
Pelunasan obligasi di atas
dicatat dengan jurnal sebagai berikut :
Utang obligasi (treasury bonds) Rp
500.000,00
Agio obligasi Rp 3.750,00
Biaya bunga obligasi Rp 25.000,00
Rugi penarikan obligasi Rp 1.250,00
Kas Rp
530.000,00
Sesudah
adanya penarikan obligasi ini, bisa disusun tabel perhitungan amortisasi agio
yang baru sebagai berikut :
TABEL
AMORTISASI AGIO-METODE OBLIGASI BEREDAR
(SESUDAH
PENARIKAN KEMBALI OBLIGASI)
Tahun
|
Amortisasi
Agio Tahunan Sebelum
Revis
|
Pembatalan
Agio
|
Amortisasi
Agio Tahunan Sesudah Revisi
|
|||||||||
2005
2006
2007
2008
2009
|
Rp 15.000,00
Rp 12.000,00
Rp 9.000,00
Rp 6.000,00
Rp 3.000,00
Rp 45.000,00
|
-
-
Rp 750,00
Rp 1.500,00
Rp 1.500,00
Rp 3.750,00
|
Rp 15.000,00
Rp 12.000,00
Rp 8.250,00
Rp 4.500,00
Rp 1.500,00
Rp 41.250,00
|
Contoh 2 :
Misalnya dari contoh di
muka pada tanggal 1 Juli 2007, dilunasi obligasi yang nominalnya Rp1.000.000,00.
Tanggal jatuh tempo obligasi tersebut adalah yang Rp500.000,00 pada tanggal 1
Januari 2009 dan yang Rp500.000,00 pada tanggal 1 Januari 2010, dengan kurs 102
ditambah bunga berjalan.
Seperti dalam contoh 1,
amortisasi agio obligasi dari tanggal 1 Januari 2007 sampai dengan 1 Juli 2007
dibebankan sebagai biaya, sedang agio yang belum diamortisasi dibatalkan dengan
perhitungan sebagai berikut:
Agio yang dibatalkan
Agio untuk tahun 2007
= 1.000.000
![](file:///C:/Users/HP/AppData/Local/Temp/msohtmlclip1/01/clip_image024.gif)
3.000.000
![](file:///C:/Users/HP/AppData/Local/Temp/msohtmlclip1/01/clip_image025.gif)
X 6.000 =
3.000
2.000.000
Agio untuk tahun 2009 = 500.000
![](file:///C:/Users/HP/AppData/Local/Temp/msohtmlclip1/01/clip_image025.gif)
![](file:///C:/Users/HP/AppData/Local/Temp/msohtmlclip1/01/clip_image032.gif)
6.000
![]() |
|
![]() |
Laba rugi pelunasan obligasi pada tanggal
1 Juli 2007 dihitung sebagai berikut :
Nilai
buku obligasi :
Nilai nominal Rp 1.000.000,00
![](file:///C:/Users/HP/AppData/Local/Temp/msohtmlclip1/01/clip_image029.gif)
Nilai buku obligasi Rp 1.006.000,00
Harga Kurs = 102 % x Rp1.000.000,00 Rp 1.020.000,00
![]() |
Rugi pelunasan obligasi Rp 14.000,00
Perhitungan bunga berjalan dilakukan sebagai
berikut :
Rp 1.000.000,00 x 10% x 6/12 = Rp
50.000,00
Pelunasan kembali obligasi sebesar Rp 1.000.000,00
pada tanggal 1 Juli 2007 dicatat dengan jurnal sebagai berikut :
Utang
obligasi Rp
1.000.000,00
Agio obligasi Rp 6.000,00
Rugi pelunasan obligasi Rp 14.000,00
Biaya
bunga obligasi Rp 50.000,00
Kas Rp
1.070.000,00
Tabel perhitungan amortisasi yang baru dapat
disusun sebagai berikut :
Tahun
|
Amortisasi Agio
Tahunan Sebelum
Revisi
|
Pembatalan
Agio
|
Amortisasi Agio
Tahunan Sesudah
Revisi
|
|||||||||
2005
2006
2007
2008
2009
|
Rp 15.000,00
Rp 12.000,00
Rp 9.000,00
Rp 6.000,00
Rp 3.000,00
Rp 45.000,00
|
-
-
Rp 1.500,00
Rp 3.000,00
Rp 1.500,00
Rp 6.000,00
|
Rp 15.000,00
Rp
12.000,00
Rp 7.500,00
Rp 3.000,00
Rp 1.500,00
Rp 39.000,00
|
PROSEDUR AMORTISASI AGIO ATAU DISAGIO OBLIGASI
BERSERI JIKA TAHUN BUKU TIDAK SAMA DENGAN TAHUN OBLIGASI
Jika
obligasi berseri jatuh tempo pada tanggal yang berbeda dengan tahun buku
perusahaan, maka perhitungan amortiasi agio atau disagio harus memperhatikan
lamanya jangka waktu peredaran dalam tiap tahun. Dalam setiap tahun akan
terdapat terdapat 2 jumlah obligasi yang beredar, dimana masing-masing jumlah
itu jangka waktu peredarannya juga berbeda. Oleh karena itu dalam menghitung
amortisasi tiap-tiap tahun perlu dipertimbangkan hal-hal tersebut. Untuk
menjelaskan cara perhitungan amortisasi agio atau disagio, dibawah ini
diberikan satu contoh sebagai berikut :
Pada tanggal 1 Juni 2005, dikeluarkan obligasi
berseri dengan nominal Rp5.000.000,00 bunga 10% dengan harga Rp5.045.000,00.
Setiap tanggal 1 April mulai tahun 2006, obligasi dengan nominal Rp1.000.000,00
jatuh tempo. Agio sebesar Rp45.000,00 akan diamortisasi selama 1 juni 2005
sampai dengan 1 april 2010 yaitu selama 58 bulan. Amortisasi agio bisa disusun
dengan tabel sebagai berikut.
TABEL AMORTISASI AGIO TAHUN BUKU TIDAK SAMA DENGAN TAHUN OBLIGASI
METODE OBLIGASI BEREDAR
Tahun
|
Jumlah Obligasi Yang
Beredar
|
Lama nya Ber-edar (Bulan)
|
Obligasi X Lamanya
Beeredar
|
Jumlah Rp
|
Bagian Agio Yang
Diamortisasi
|
Jumlah Agio
|
Amortisasi Agio Tiap
Tahun
|
Rp
|
Rp
|
Rp
|
Rp
|
Rp
|
|||
2005
|
5.000.000,00
|
7
|
35.000.000,00
|
35.000.000,00
|
35/170
|
45.000.000,00
|
9.270,00
|
2006
|
5.000.000,00
|
3
|
15.000.000,00
|
51.000.000,00
|
51/170
|
45.000.000,00
|
13.500,00
|
4.000.000,00
|
9
|
36.000.000,00
|
|||||
2007
|
4.000.000,00
|
3
|
12.000.000,00
|
39.000.000,00
|
39/170
|
45.000.000,00
|
10.330,00
|
3.000.000,00
|
9
|
27.000.000,00
|
|||||
2008
|
3.000.000,00
|
3
|
9.000.000,00
|
27.000.000,00
|
27/170
|
45.000.000,00
|
7.150,00
|
2.000.000,00
|
9
|
18.000.000,00
|
|||||
2009
|
2.000.000,00
|
3
|
6.000.000,00
|
15.000.000,00
|
15/170
|
45.000.000,00
|
3.980,00
|
1.000.000,00
|
9
|
9.000.000,00
|
|||||
2010
|
1.000.000,00
|
3
|
3.000.000,00
|
3.000.000,00
|
3/170
|
45.000.000,00
|
770,00
|
170.000.000,00
|
Dalam tabel diatas amortisasi setiap tahun
dihitung sebagai berikut :
2005
Lamanya Obligasi
beredar 1 Juni 2005 sampai dengan 31 Desembar 2005 = 7 bulan. Jumlah obligasi
yang beredar = Rp 5. 000. 000,00.
Amortisari agio
![](file:///C:/Users/HP/AppData/Local/Temp/msohtmlclip1/01/clip_image034.gif)
![](file:///C:/Users/HP/AppData/Local/Temp/msohtmlclip1/01/clip_image034.gif)
2006
Lamanya peredaran = 12 bulan, tetapi jumlah obligasi
yang beredar ada 2, yaitu karena adanya pelunasan pada tanggal 1 April 2006
sebesar Rp 1.000.000,00. Oleh karena itu lamanya peredaran dan jumlah obligasi
yang beredar dipisahkan menjadi 2.
1 januari 2006
sampai dengan 1 April 2006 lamanya beredar = 3 bulan.
Obligasi yang
beredar = Rp 5.000.000,00
Jumlah x lamanya
beredar = 3 x Rp 5.000.000,00 =
Rp 15.000.000,00
1 April 2006
sampai dengan 31 Desember 2006
Lamanya beredar = 9 bulan
Obligasi yang
beredar = Rp 4.000.000,00
Jumlah x lamanya
beredar = 9 x Rp 4.000.000,00 =
Rp 36.000.000,00
Jumlah x lamanya
beredar obligasi selama tahun 2006 =
Rp 51.000.000,00
Mortisasi agio = Rp 51.000.000,00 x Rp 45.000,00
Rp 170.000.000,00
= Rp 13.500,00
Untuk tahun 2007 dan seterusnya, sampai obligasi sudah dilunasi
semua, amortisasi agionya dihitung seperti di atas.
PERTUKARAN
OBLIGASI
Kadang-kadang
obligasi yang dikeluarkan dapat ditukarkan dengan saham perusahaan yang mengeluarkan
obligasi. Apabila terjadi pertukaran obligasi dengan saham, maka pada saat
pertukaran perlu dipertimbangkan adanya agio atau disagio obligasi yang belum
diamortisasi, karena agio atau disagio yang belum diamortisasi ini akan
mempengaruhi besarnya nilai buku obligasi . Begitu juga perhitungan bunga
berjalan atas obligasi yang ditukarkan, karena bunga berjalan ini akan tetap
dibayarkan pada saat terjadinya pertukaran.
Saham yang
dikeluarkan untuk menukar obligasi bisa dicatat dengan menggunakan salah satu
cara dibawar ini :
1.
Saham
yang dikeluarkan nilainya dicatat sebesar harga pasar saham tersebut pada
tanggal pertukaran. Kalau ada selisih antara harga pasar saham dengan nilai
buku obligasi, dicatat sebagai laba atau rugi pertukaran obligasi.
2.
Saham
yang dikeluarkan nilainya dicatat sebesar nilai buku obligasi yang ditukarkan.
Jadi dalam cara ini tidak ada laba atau rugi karena pertukaran obligasi.
Untuk menjelaskan penggunaan kedua cara di atas, berikut
ini diberikan contoh pertukaran obligasi dengan saham.
Pada tanggal 1 Mei 2006 obligasi dengan nominal Rp 1.000.000,00
ditukarkan dengan 100 lembar saham, nominal @ Rp 10.000,00. Data lain yang
diketahui adalah agio obligasi yang belum diamortisasi pada tanggal 1 Mei 2006
sebesar Rp 15.000,00 bunga berjalan Rp 10.000,00 dan harga pasar saham pada
tanggal 1 Mei 2006 sebesar Rp 10.100,00 per lembar.
Pertukaran ini dicatat dengan jurnal sebagai berikut :
(1).
Laba- Rugi Pertukaran Obligasi Diakui
Mencatat amortisasi agi untuk periode
|
Agio Obligasi Rpxx
|
1 Januari 2006 sampai dengan 30 April 2006
|
Biaya bunga obligasi Rpxx
|
Mencatat pembayaran bunga berjalan sebesar
|
Biaya bunga obligasi Rp 10.000,00
|
Rp 10.000,00
|
Kas Rp 10.000,00
|
Mencatat pertukaran Obligasi
|
Utang obligasi Rp 1.000.000,00
|
Modal
saham Rp 1.000.000,00
|
|
Laba – Rugi pertukaran dihitung sebagai berikut:
|
Agio
saham Rp 10.000,00
|
Harga pasar saham.
|
Laba
pertukaran Rp 5.000,00
obligasi
|
100 lb x Rp 10.100,00 = Rp 1.010.000,00
|
|
Nilai buku Obligasi :
|
|
Nominal Rp 1.000.000,00
|
|
Agio yang belum
|
|
diamortisasi 15.000,00
|
|
![]() |
|
Laba pertukaran Rp 5.000,00
Obligasi
|
(2). Laba
– Rugi Pertukaran Obligasi Tidak Diakui
Mencatat
amortisasi agio untuk
|
Agio obligasi Rpxx
|
periode 1
Januari 2006 sampai
|
Biaya bunga obligasi
Rpxx
|
dengan 30 April
2006.
|
|
Mencatat
pembayaran bunga berjalan
|
Biaya bunga
obligasi Rp 10.000,00
|
sebesar Rp
10.000,00
|
Kas
Rp 10.000,00
|
Mencatat
pertukaran obligasi
|
Utang obligasi Rp 1000.000,00
|
saham Rp 1.000.000,
|
Agio obligasi Rp 15.000,00
|
Modal
Rp 1.000.000,00
|
|
Agio saham Rp
15.000,00
|
|
Dalam cara kedua nilai buku obligasi sebesar Rp.
1.015.000,00 dipakai sebagai dasar untuk mencatat saham yang dikeluarkan
sehingga tidak ada laba atau rugi karena pertukaran.
PELUNASAN OBLIGASI
DENGAN MENGGUNAKAN DANA YANG DIPEROLEH DARI PENGELUARAN OBLIGASI BARU
Obligasi yang jatuh tempo bisa dilunasi dengan dana yang
tersedia dalam perusahaan. Dana ini sumbernya bisa bermacam-macam seperti :
-
Dari
uang tunai ( kas )
-
Dari
uang tunai yang berasal dari dana pelunasan obligasi (DPO).
-
Dari
uang yang diterima dengan mengeluarkan obligasi baru.
Penggunaan salah satu dari ketiga sumber dana tersebut
tidak menimbulkan masalah baru dalam pencatatannya. Obligasi yang dilunasi
dicatat dengan cara seperti yang telah dijelaskan dimuka, dan jika dilunasi
dengan dana yang berasal dari pengeluaran obligasi baru, maka pengeluaran
obligasi baru ini dicatat seperti dalam cara yang telah dijelaskan dimuka.
Masalah yang timbul dalam pelunasan obligasi dengan dana dari pengeluaran
obligasi baru ialah apabila terdapat disagio dan biaya penjualan obligasi lama
yang belum diamortisasi. Ada bebrapa prosedur yang dapat digunakan untuk
memperlakukan disagio dan biaya penjualan obligasi lama yang belum
diamortisasi.
a. Disagio dan biaya penjualan yang
belum diamortisasi dibebankan ke rugi/laba sebagai kerugian ( loos ) pada saat
pelunasan.
b. Disagio dan biaya penjualan yang
belum diamortisasi akan diamortisasikan selama sisa umur obligasi lama.
c. Disagio dan biaya penjualan yang
belum diamortisasi akan diamortisasikan selama umur obligasi baru.
Dari ketiga cara di atas, amortisasi selama umur
obligasi baru (c) adalah tidak layak. Karena disini biaya obligasi lama
dibebankan kepada obligasi yang baru. Amortisasi selama sisa umur obligasi lama
dapat dibenarkan karena alasan sebagai berikut :
Disagio dan biaya penjualan yang belum diamortisasi
hanya dapat diamortisasi selam periode yang memperoleh manfaat dari disagio dan
biaya penjualan tersebut. Manfaat ini akan dirasakan paling lama selama umur
obligasi lama. Oleh karena itu amortisasinya paling lama juga selama sisa umur
obligasi yang lama. Sedangkan prosedur untuk membebankan disagio dan biaya
penjualan yang belum diamortisasi sebagai kerugian pada saat pelunasan (a)
dibenarkan karena disagio dan biaya penjualan itu sudah tidak memberikan
manfaat lagi, karena obligasinya sudah dilunasi.
Prosedur pencatatan terhadap disagio dan biaya penjualan bisa
dilihat dari contoh berikut :
Obligasi seri A dengan nominal Rp 750.000,00 bunga 12%
dilunasi dengan dana yang diterima dari pengeluaran obligasi seri B, nominal Rp
1.000.000,00 bunga 10%. Umur obligasi A masih selama 7 tahun dan disagio yang
belum diamortisasi sebesar Rp 14.000,00 dan ditarik dengankurs 103. Obligasi B
umurnya 10 tahun dan dijual dengan kurs 99. Jurnal untuk mencatat transaksi di
atas sebagai berikut:
(1) Disagio yang belum diamortisasi
disebabkan sebagai kerugian
Transaksi
|
jurnal
|
pengeluaran
obligasi B.
|
kas Rp990.000,00
|
Rp1000.0000,00
kurs 99.
|
disagio
obligasi B
10.000,00
|
Utang obligasi
Rp1.000.000,00
|
|
pelunasan
obligasi A
|
Utang
obligasi A Rp750.000,00
|
Rp
750.000,00 dengan kurs 103,
|
Rugi
pelunasan obligasi 36.500,00
|
disagio
yang belum
|
kas Rp772.500,00
|
diamortisasi Rp14.000,00
|
Disagio obligasi 14.000,00
|
(2) Disagio yang belum diamortisasi
ditangguhkan pembebananya
pengeluaran
obligasi B.
|
kas Rp990.000,00
|
Rp1000.0000,00
kurs 99.
|
disagio
obligasi B
10.000,00
|
Utang obligasi B Rp1.000.000,00
|
|
pelunasan
obligasi A
|
Utang
obligasi A Rp750.000,00
|
Rp
750.000,00 dengan kurs 103,
|
Rugi
pelunasan obligasi A 36.500,00
|
disagio
yang belum
|
kas
Rp772.500,00
|
diamortisasi Rp14.000,00
|
Disagio obligasi A 14.000,00
|
Setiap akhir periode, biaya pelunasan
obligasi A akan diamortisasi, jika amortisasinya selama sisa umur obligasi A,
yaitu 7 tahun, maka setiap akhir periode di samping jurnal untuk mencatat bunga
berjalan, dan amortisasi disagio obligasi B, dibuat juga jurnal untuk mencata
amortisasi biaya pelunasan obligasi A SEBESAR Rp36.500,00 : 7=Rp5.071,43
sebagai berikut:
Amortisasi biaya
pelunasan obligasi A Rp5.071,43
|
Biaya pelunasan obligasi A
Rp5.071,43
|
BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN
Utang
jangka panjang digunakan untuk menunjukan utang-utang yang pelunasannya akan
dilakukan dalam waktu lebih dari satu tahun atau akan dilunasi dari
sumber-sunber yang bukan dari kelompok aktiva lancar.
Apabila
perusaahaan membutuhkan tambahan modal kerja tetapi tidak dapat melakukan emisi
saham baru, dapat dipenuhi dengan cara mencari utang jangka panjang. Dalam hal
sulit mencari utang yang jumlahnya besar dari satu sumber perusahaan dapat
mengeluarkan surat obligasi. Surat obligasi ini akan dapat di jual bila
reputasi perusahaan cukup baik dan dipandang akan tetap berdiri selama jangka
waktu beredarnya obligasi tersebut. Harga jual obligasi tergantung pada tarif
bunga obligasi. Semakin besar bunganya, harga jual obligasi tersebut akan
semakin tinggi dan sebaliknya semakin rendah tingkat bunga obligasi harga
jualnya akan semakin rendah. Pengeluaran obligasi dari suatu perusahaan dapat
dilakukan dengan cara penjualan langsung atau melalui lembaga-lembaga keuangan.
DAFTAR PUSTAKA
Baridwan, Zaki. Intermediate Accounting.Yogyakarta:
BPTE, 2004.